Secuil Tentang Pernikahan

Pernikahan....
siapa yang tak ingin memasuki gerbangnya....
siapa yang tak harap merengkuh dayungnya....
siapa yang tak impikan kehadirannya....
setiap insan yang terlahir untuk mencinta, dicinta, dan sadar posisinya sebagai khalifah yang harus terus melanjutkan gerak peradaban pasti merindukan membangun sebuah mahligai berhiaskan cinta dan kasih sayang dalam melodi indah bersimfoni nyanyian syurga

tapi ternyata pernikahan tidaklah semudah yang dibayangkan. menjalaninya tidaklah segampang membalikkan telapak tangan, bahkan bukan tak mungkin kita akan terhenyak saat sadar bahwa memandangnya pun tak seindah pualam elok pemandian raja. jauh sebelum memasukinya pun tiupan angin cobaan tlah mendera jiwa.
bukan tak mungkin suatu saat nanti kita harus pasrah saat kokohnya bangunan harapan impian kita roboh menjadi puing-puing kala diterjang badai realita.

maka tak salah bila dlm sebuah buku dikatakan bahwa pernikahan adalah sebenar-benar madrasah kesabaran. dalam perjalanannya akan ditempa kesabaranmu, keikhlasanmu, ketulusanmu, kesetiaanmu, kelapangan jiwamu, kelurusan niatmu dan ujian2 lainnya yang semata2 bertujuan untuk mendewasakanmu.

pernikahan sejatinya sebuah kata suci perlambang bersatunya dua insan berbeda dalam satu biduk bernama rumah tangga...
begitu agungnya pernikahan sehingga Sang junjungan memproklamirkannya sebagai setengah bagian dari keimanan.
agung dan begitu suci...

ironisnya, di zaman sekarang saat apapun dipandang dari sudut materialistik dan keduniaan, ikatan itu seolah kehilangan kesakralannya.
saat mahligai pernikahan ada diambang kehancuran,
saat cinta tak lagi dapat mengukuhkan ikatan suci,
saat rindu tak lagi datang saat jarak memisahkan,
saat cinta berlandaskan kasihNya tak lagi bermekaran seperti dulu,
tak cukupkah tanggung jawab menjadi alasan untuk bertahan? *kisah di masa Umar Ra*

begitu banyak insan yang begitu mudah melepas tautan hati yang telah dijalin bertahun2. beraninya mereka mempermainkan status sebuah ikatan yang perjanjiannya seberat perjanjian para Nabi. tidakkah mereka sadar suatu saat nanti Ia akan meminta pertanggungjawaban atas semua itu yang pernah berlaku? karena Dia tak pernah tidur.

bila saat itu tiba, lalu dimana cinta yang selalu disebut2 sebagai kalimah sakti dalam novel dan roman2 cinta picisan?? kemana larinya kata2 cinta dan ungkapan sayang yang selalu diagung2kan dalam valentine day tak bermakna??

benarlah titahNya agar melandaskan setiap cinta insani atas dasar cinta, rindu dan kasihNya agar ikatan itu langgeng kekal abadi hingga nanti ke gerbang syurgaNya.
wallahuallam....

|via:bea00akmal.multiply.com|

0 comments:

Post a Comment

home
 

)| Copyright © 2011 IRMATORIKdotCOM |(

IRMATORIK dot COM