tag:blogger.com,1999:blog-68453312162961187912024-03-05T19:08:38.795-08:00IRMATORIK dot COMMerangkai cinta meraih berkah, inilah proses rajutan awal dari pernikahan / Walimatul Ursy Irma dan Torik yang akan bersamudra di bahtera rumah tangga, semoga kelak meraih cinta Illahi sehingga mudah meraih keluarga sakinah, mawadah warrahmahUnknownnoreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-1647663594379219612012-01-15T23:05:00.000-08:002012-01-15T23:08:43.635-08:00Awas! Hati Hati Ngomporin Orang Menikah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil4imFmIkPjzLYD1rfwTLtbqHz8MVeRYQrjmg-11qgIpqSY-gouGsclT57QTBRS_2x47of7ObSWVUmEcPRs4mdeVaS8LHHXRJrHOu3mN7W7sfsM-vl2Wb40SqwJc7EUfaJU7vPK6SXjC1C/s1600/nikah.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 180px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil4imFmIkPjzLYD1rfwTLtbqHz8MVeRYQrjmg-11qgIpqSY-gouGsclT57QTBRS_2x47of7ObSWVUmEcPRs4mdeVaS8LHHXRJrHOu3mN7W7sfsM-vl2Wb40SqwJc7EUfaJU7vPK6SXjC1C/s400/nikah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5698123250805473394" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">|</span> Di sebuah forum, pembicara mengulas topik tentang perlunya menyegerakan menikah. Peserta forum itu terdiri dari bujang-bujang yang beberapa di antara mereka sudah masuk usia layak menikah dan punya kesiapan finansial yang memadai. Sindiran-sindiran pembicara cukup menusuk hingga membuat para peserta mesem-mesem. Di usia yang sudah harusnya menikah, kalau tidak disegerakan, memang membawa kekhawatiran kalau-kalau para bujang itu malah pacaran, atau bermaksiat yang lebih parah lagi. Jadi “pengomporan” yang dilakukan oleh pembicara itu wajar adanya. <p>Tapi sayang, di tengah peserta ada beberapa remaja usia SMA. Mereka ikut tertawa, ikut mesem-mesem, ikut mengangguk-angguk mendengarkan materi bersama peserta yang lain. Mereka setuju, pacaran harus dijauhi. Dan penggantinya, menikah harus disegerakan.</p> <p>Kemudian pulanglah remaja usia SMA itu dan bertemu kedua orang tuanya. Berbekal materi-materi “kompor” yang didapat tadi, remaja itu memohon kepada orang tuanya agar segera dinikahkan. Nah lho…</p> <p>Akhirnya orang tuanya cuma bisa mengelus dada dan keheranan dengan aktifitas pengajian si anak. “Pengajian macam apa ini?” Pikir mereka. Dan dari mulut si ibu, terlontar kata-kata: “Memang, kalau anak sudah ikut pengajian itu, nggak lama mereka akan minta nikah.” Maklum, si ibu sudah mendapati beberapa anak remaja tanggung ikut pengajian itu. Stigma tidak bisa dihindari, karena setiap anak remaja yang dilihatnya ikut pengajian itu, mereka akan merengek minta nikah.</p> <p>Hadits yang berbunyi, “Berbicaralah kepada manusia menurut pengetahuan mereka.” (HR Ad-Dialami, Bukhori) Memang mengindikasikan ada levelisasi pada kemampuan manusia dalam menangkap suatu retorika dan materi pembicaraan. Seperti tidak mungkin kita memberi pelajaran kalkulus pada anak SD, atau ushul fiqh pada anak yang baru belajar membaca Qur’an, materi yang mengandung provokasi untuk segera menikah rasanya terlalu dini diberikan pada anak remaja usia SMP atau SMA yang baru belajar Islam.</p> <p>Memang tidak jarang seorang mentor menjawab pertanyaan, “Kak, kalau kita gak boleh pacaran, terus gimana kalo kita suka sama seseorang?”, dengan jawaban, “Islam tidak mengenal pacaran. Kalau kita suka sama seseorang, kita miliki dengan jalan yang halal, yaitu pernikahan.” Tentu seorang anak remaja puber yang mabuk kepayang dengan lawan jenis, dan pada saat yang sama ia mulai merasakan tentramnya hidup dalam jalan Islam, akan “kebelet” nikah agar cintanya berlabuh dengan indah dan halal. Dan kalau seperti ini, yang kaget adalah orang tua si anak.</p> <p>Jawaban tadi tidak salah. Tapi kalau mau memberikan jawaban polos itu, lihat-lihtlah kondisi psikologis si remaja. Kalau misalnya diberikan jawaban, “Jodoh nggak kemana. Kehidupan kita telah diatur oleh Allah sebelum kita lahir di kitab Lauhul Mahfuzh. Sekarang kamu konsentrasi aja dulu belajar yang serius sampe lulus SMA dan lulus kuliah dan bekerja, fokus membentuk kepribadian yang muslim, dan membuat orang tua ridho. Perkuat cinta kamu kepada Allah karena cuma Dia yang berhak dicintai. Kalau Allah kehendaki, di saat kamu sudah siap berumah tangga, kamu akan menikah dengan dia.” Ya memang jawabannya panjang lebar. Dan tekankan agar anak itu melakukan hal-hal yang positif di usianya. Kalau belum apa-apa sudah diprovokasi menikah, konsentrasi belajarnya bisa buyar. Sayang kalau dakwah ini dipenuhi oleh remaja-remaja kebelet nikah dan melupakan prioritasnya di usianya.</p> <p>Idealnya memang saat seorang anak sudah baligh, maka itulah saat yang tepat untuk menikah. Tapi dengan sistem pendidikan di negara ini, rasanya hal tersebut susah. Usia hingga SMA adalah usia wajib belajar. Sistem pendidikannya masih menerapkan disiplin yang ketat. Seragam hingga absensi diatur dengan ketat. Agak susah kalau anak usia SMA harus membagi perhatiannya antara belajar dengan mencari nafkah atau mengasuh anak. Beda dengan anak kuliahan yang sistem belajar di kampusnya tidak begitu ketat seperti SMP/SMA. Ada banyak cerita anak kuliahan yang sudah menikah.</p> <p>Tapi walau masa kuliahan sudah lepas dari pendidikan penuh disiplin dan ketat, tetap saja seorang “pengompor” harus hati-hati memprovokasi anak kuliahan. Karena tidak semua orang punya kemampuan membagi waktu antara menikah dan belajar. Banyak kasus mahasiswa yang menikah namun kuliahnya berantakan. Kondisi tiap orang berbeda. Perhatikan prioritas dan potensi seseorang. Jangan sampai seorang kader dakwah yang punya potensi besar menjadi ahli di bidang tertentu, potensinya tenggelam karena terprovokasi untuk menikah dan kuliahnya jadi berantakan karena sibuk mencari uang dan gagal mengatur waktu.</p> <p>Sebuah cerita lain, Seno adalah kader dakwah yang baru saja lulus kuliah dan baru saja diterima bekerja. Selama ini kuliahnya dibiayai oleh orang tuanya dan kakaknya. Orang tuanya pensiunan PNS berpangkat rendah dan hidupnya dibantu dengan pemberian anaknya yang sudah mapan. Gaji PNS-nya tidak memadai untuk kebutuhan sehari-hari.</p> <p>Suatu hari Seno mengutarakan keinginannya untuk menikah kepada orang tuanya. Orang tuanya kaget dan pusing tujuh keliling. Tidak ada tabungan untuk membiayai pernikahan Seno. Bahkan Seno sendiri tidak punya apa-apa untuk hidup berumah tangga. Tidak punya kasur, lemari, perabotan, bahkan tabungan. Ia mengandalkan gaji barunya yang sebenarnya jauh dari cukup untuk menghidupi dua orang. Seno berkilah bahwa calon istrinya sudah bekerja dan punya penghasilan sendiri. Orang tuanya bingung, bukankah menafkahi itu tugas suami. Orang tuanya berfikir apakah di pengajian Seno tidak diajarkan bahwa suami berkewajiban menafkahi istri?</p> <p>Rupanya Seno mendapat “kompor” dari guru ngajinya, yang dulu menikah dalam kondisi serba tidak berkecukupan. “Ana aja bisa, tidur dengan kasur busa kecil, tinggal di petakan sempit. Makan kadang cuma pake tempe.” Semakin bingung orang tuanya, ini pengajian macam apa. Dan kakaknya marah-marah karena orang tuanya belum lagi menikmati gaji Seno, tapi Seno malah sudah buru-buru menghidupi orang lain. “Mana bakti kamu?” Tanya kakaknya. Itu baru kesiapan finansial yang nihil dimiliki Seno. Kesiapan ilmu? Seno sendiri baru beberapa bulan ikut pengajian.</p> <p>Memang harus hati-hati memprovokasi seseorang untuk menikah. Kasus Seno akan menjadi kontraproduktif bagi dakwah. Kasusnya akan terdengar oleh keluarga besar, dan akan menimbulkan antipati bagi dakwah. Cerita seorang sahabat yang menikah dengan cincin besi, itu tepat diberikan pada bujang yang sudah semestinya menikah tapi takut miskin. Namun untuk bujang seperti Seno, ia masih punya waktu untuk menabung mempersiapkan diri menikah sehingga tidak perlu membuat pusing orang tuanya, atau malah mengandalkan hidup dari istrinya (walau istrinya rela). Ia sudah punya semangat menikah, tinggal dimenej dan diarahkan untuk persiapan yang cukup. Ayat “Kalau kamu miskin Allah akan mengkayakan kamu,” (QS An-Nur : 32) bukan berarti tergesa menikah dengan persiapan yang sangat minim, padahal kalau mau bersabar menunggu persiapan itu akan terpenuhi.</p> <p>Kebanyakan orang tua kader dakwah adalah orang umum dan tidak punya latar belakang dunia dakwah. Mereka punya logika sendiri dalam menilai anaknya apakah sudah harus menikah atau belum. Remaja yang terjejal cerita idealis tentang orang yang sukses menikah dini, biasanya mendapat resistensi dari orang tuanya yang menilai bahwa usia menikah adalah usia di mana sang anak punya penghasilan yang mapan. Benturan ini bisa membuat buruk citra dakwah atau suatu pengajian.</p> <p>Seorang pengompor tidak boleh lepas dari menjelaskan apa itu persiapan menikah, bila memprovokasi orang untuk menikah. Jangan menjelaskan yang manis-manis saja tentang pernikahan. Provokasi yang tepat sasaran adalah pada bujang yang punya persiapan namun punya keraguan untuk menikah, bukan pada remaja tanggung yang persiapannya nihil dan masih jauh namun rentan tergoda untuk tergesa menikah.</p><p>sumber : <a href="http://muslimmuda.wordpress.com/2012/01/16/hati-hati-ngomporin-orang-menikah/">muslimmuda</a><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-11962459965876779922011-11-03T02:52:00.000-07:002011-11-03T02:54:33.607-07:00Nasehat Pernikahan Untuk Sahabat yang sudah atau akan Menikah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijfW8BDidP6ZbisaQfXSsvaSarNCKyGpu7FOrr33UnWJojccc_UjsYp5-spCPnYwrNgrW5shOifsR-_qFOXWp_fwu03LXkN9Czd1_YVaOGH35tlikZemu44wN40xdgLrWd0WtopH5uYjzn/s1600/menikah+bahagia.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 166px; height: 304px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijfW8BDidP6ZbisaQfXSsvaSarNCKyGpu7FOrr33UnWJojccc_UjsYp5-spCPnYwrNgrW5shOifsR-_qFOXWp_fwu03LXkN9Czd1_YVaOGH35tlikZemu44wN40xdgLrWd0WtopH5uYjzn/s400/menikah+bahagia.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5670705643644676226" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">| </span>Saudaraku….<p> Aqad nikah bukan hanya disaksikan oleh para keluarga, tapi juga para malaikat. Aqad mulia yang bukan hanya didoakan oleh keluarga dan sahabat, tapi juga mudah-mudahan di doakan para malaikat.</p><p> </p><p>Pernikahan adalah tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.Didalam Al Qur’an Allah SWT berfirman : Dan diantara tanda-tanda (kebesaranNya) adalah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cendrung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih sayang dan sayang …. (ar rum:21).</p><p> </p><p>Pernikahan tanda-tanda kebesaran Allah SWT , karena Allah SWT telah menciptakan pada diri kita al ghorizah an nau’ (naluri kasih sayang), naluri yang membuat manusia lestari, seorang suami mencintai istrinya dan sebaliknya, seorang ibu menyayangi anaknya dan sebaliknya.</p><p> </p><p>Saudaraku….</p><p> </p><p>Sedikit nasehat untuk pernikahan kalian…. Ingatlah pilar penting pernikahan yang Insya Allah akan membuat pernikah menjadi sakinah mawaddah warahmah: ibadah, tho’ah (ketaatan) , shuhbah (persahabatan), dan dakwah.</p><p> </p><p>Pertama, Pernikahan adalah ibadah, ini adalah prinsip penting. Inilah yang dinyatakan oleh Rosulullah saw : pernikahan itu adalah sunnahku, barang siapa yang membenci sunnahku, bukan bagian dari ku…. Karena itu pernikahan bukanlah didasarkan kepada sekedar materi, kecantikan, atau hawa nafsu. Pernikahan yang seperti ini akan langgeng selama didasarkan ketaatan kepada Allah SWT .</p><p>Karena itu, tetap sayangilah pasangan hidupmu meskipun mungkin materinya sedikit atau berkurang , atau kecantikan sudah mulai memudar….</p><p> </p><p>Kedua , pernikahan haruslah didasarkan kepada ketaatan. Karena itu dalam pernikahan yang harus kita jadikan standar baik dan buruk adalah hukum syara’. Masing-masing harus mengetahui hak dan kewajibannya berdasarkan hukum syara’.</p><p>Ingatlah, suami adalah pemimpin rumah tangga. Ar rijalu qowwamuna ‘ala an nisaa (Annisa : 34). Laki-laki adalah pemimpin dalam rumah tangga. Dalam tafsir al Jalalain dijelaskan ‘musallathuna ‘ala an nisaa yuaddibunahunna’ (Allah memberikan kekuasaan kepada laki-laki terhadap wanita untuk mendidik istri-istrinya’).</p><p>Jadi kepemimpinan itu adalah tanggung jawab, bukan jalan penindasan. Menjadi pemimpin artinya menjadi pelindung dan pembawa jalan kebaikan.</p><p> </p><p>Rosulullah SAW menyatakan Imam itu bagaikan penggembala. Penggembala tentu tidak akan membiarkan gembalaannya kelaparan, terancam nyawanya, dan dia tidak akan pernah menjerumuskan gembalaannya ke jurang yang dalam. Begitu jugalah suami.</p><p>Adalah tugas suami untuk mencari nafkah ,melindungi keluarganya, dan mendidik keluarganya. Allah swt berfirman : wahai orang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..</p><p>Sifat utama yang harus dimiliki pemimpin adalah kesabaran. Sebab, membangun rumah tangga akan penuh tantangan , cobaan. Hal itu akan mudah dihadapi secara bersama-sama dengan kesabaran.</p><p>Sementara tugas utama istri adalah ummun wa robbatul bait ( ibu dan pengatur rumah tangga). Sifat utama yang harus dimiliki istri adalah ketaatan.</p><p> </p><p>Ketiga, pernikahan adalah hubungan persahabatan (as Shuhbah). Bukan hubungan antara majikan dan buruh. Persahabatan haruslah didasarkan pada mahabbah (rasa cinta). Karena itu tumbuhkan dan peliharalah rasa cinta antara kalian berdua… Rosulullah menggambarkan hal itu dengan menyatakan kalau kalian mencintai saudaramu katakanlah uhibbuka fillah (aku mencintaimu dijalan Allah SWT), apalagi ke istri kita…. Tidak ada salahnya kalau setiap saat kita mengatakan kepada istrinya : aku menincintaimu kerena Allah SWT. Rosulullah saw juga untuk memupuk rasa cinta memanggil istrinya dengan sebutan yang penuh dengan pujian humaira (yang pipinya kemerah-merahan).</p><p> </p><p>Persahabatan berarti bagaikan satu tubuh , yang saling menanggung bersama kebahagian demikian juga kesusahan. Persahabatan juga berarti saling memperkuat seperti bangunan kata Rosulullah saw yang saling memperkuat.</p><p>Persahabatan juga berarti harus diisi dengan saling menasehati. Menyadari kekurangan masing-masing. Kekurangan bukanlah untuk memperlemah persahabatan tapi justru untuk memperkuat. Ingatlah yang baik-baik dari pasangan hidupmu kata Rosulullah kalau kita sedang marah.</p><p> </p><p> </p><p>Terakhir, jadikanlah pernikaan ini sebagai upaya membangun markaz dakwah yang akan melahirkan generasi robbani yang melanjutkan perjuangan umat Islam. Melahirkan generasi yang mencintai agamanya dan memperjuangkan agamanya. Estafeta perjuangan ini harus tetap berjalan.</p><p>Ingatlah dengan menolong agama Allah dalam dakwahnya Allah akan menolong kita… Intanshurullaha yansurkum wayutsabbit aqdamakum . Pernikahan seharusnya akan memperkuat dakwah bukan malah memperlemah…</p><p>Terakhir saya ingin menyampaikan pesan Rosulullah kepada laki-laki : Sebaik-baik laki-laki adalah yang paling baik kepada keluarganya.. ‘Aku’ kata Rosulullah saw adalah yang paling baik kepada keluargaku</p><p> </p><p>Sementara rosulullah saw juga berpesan kepada para wanita tentang sebaik-baik wanita : Sebaik-baik wanita adalah yang jika kalian (para suami) melihatnya akan menyenangkan hatimu, apabila diperintahkan dia taat, apabila kamu tidak ada disampingmu dia akan menjaga dirinya dan hartamu…</p><p><a href="http://www.facebook.com/#%21/notes/media-islam-online/nasehat-pernikahan-untuk-sahabat-yang-sudah-atau-akan-menikah/10150381241509549">sumber : facebook</a><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-51675357223549052432011-09-18T20:46:00.000-07:002011-09-18T20:46:33.589-07:00Ukhti, Yang Terbaik Telah Dipersiapkan Untuk Mu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuh5p6KhAhyqt0mrGLtQY-OALuyeBcqmdWRjkJuS4e15A3DSFvzy8Gph4TaNyGgLaUYjRlhyGjK0AP3AVI03EDjTuuvsxvbFuk5P5dHprWjtDuCJsorwSTiilqfninkE5DJ6iG9zBvTJro/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuh5p6KhAhyqt0mrGLtQY-OALuyeBcqmdWRjkJuS4e15A3DSFvzy8Gph4TaNyGgLaUYjRlhyGjK0AP3AVI03EDjTuuvsxvbFuk5P5dHprWjtDuCJsorwSTiilqfninkE5DJ6iG9zBvTJro/s320/images.jpg" width="258" /></a></div>
<span style="color: black; font-weight: bold;">IRMATORIK</span><span style="color: #cc0000; font-weight: bold;">dot</span><span style="color: black; font-style: italic; font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">| </span><i> </i><br />
<span style="font-size: large;"><i>Semakin resah kurasa</i></span><br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Tatkala dia tak kunjung datang</i></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Harus sampai kapan aku bersabar</i></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><i>Bersabar dalam penantian yang panjang</i></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Keresahan dan
kegundahan tak dipungkiri akan selalu hadir bersama godaan syaitan
tatkala merenungi sebuah penantian. Tentunya keistiqamahan adalah sebuah
penantian panjang yang akan menemani perjalanan dan untuk meruntuhkan
ini syitan terbaiklah yang akan dikirimkan karena ini berkaitan dengan
kesempurnaan bukan penantian yang sia-sia.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Akan banyak kisah
perjuangan yang akan dilalui bersama ujian keistiqamahan ini. Kisah
perjuangan yang akan menjadi nostalgia-nostalgia indah ketika berada di
Jannah bersama senyuman indah yang membuat pipi merah merekah.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Tapi
kemudian tak sedikit yang harus merelakan kisah-kisahnya harus berakhir
dengan mengubah skenario yang seharusnya mempunyai ending yang indah
dan membuat tersenyum Allah. Semoga Allah subhanahuwata’ala menjaga kita
semua dari godaan yang dapat merubah skenario indah.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Saya ingin bercerita tentang sebuah skenario indah para pejuang.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Seorang
akhwat pejuang yang kesehariannya di sibukkan dengan perjuangan.
Perjuangan untuk bekal nantinya di hari penagihan. Haripun terus
berganti, tak terasa pohonpun semakin terasa luas melindungi orang-orang
di sekitarnya tak jarang juga membuat risih karena dedaunan yang gugur
tidak pada tempatnya.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Tapi
kemudian hal ini tak membuatnya gentar. Senyum manis selalu terukir di
wajah sendunya, yang mungkin membuatnya lupa bahwa di sekelilingnya
adalah orang-orang yang bernasib sama dengan dirinya tapi pohonnya masih
sangatlah muda.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Hingga
ketika datanglah seseorang mungkin akan hadir dalam kehidupannya.
Ikhwan yang masih muda, kuat hafalannya, fasih lisan arabnya, dan
lulusan dari ma’had yang cukup ternama.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Tapi
kemudian, seperti ada tumboh kesombongan dalam sang calon yang belum
akan menjadi pendamping hidupnya. “Saya mencari yang juga mempunya
hafalan yang sama, bisa berbahasa arab yang sama, penduduk negri ini
sepertinya tak cocok untuk kebaikan pemahamannya”. Naudzubillah. Ya,
kita bersama bisa menilai bagaimana akhirnya.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Selang
beberapa bulan telah berlalu, ada sebuah berita baik dan buruk dari
sang ikhwan yang semakin hari semakin bangga dengan pemahamannya yang
tentunya bisa baca tulis arab sehingga terkadang sulit menerima kitab
terjemahan yang ada.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Berita
baiknya, si ikhwan akhirnya telah menemukan calon untuk dirinya.
Seorang akhwat yang juga fasih lisan arabnya, lebih muda dari
kelahirannya, dan lulusan dari ma’had yang sama tapi dari daerah yang
berbeda. Tentulah sebuah kekaguman yang nyata. Khayalan sebuah keluarga
yang bersinergi dalam amalan-amalan dengan pemahaman yang luar biasa.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Tapi
kemudian, telinga ini terdengar tak nikmat ketika bertanya tentang
proses si ikhwan untuk menggapai kesempurnaan diennya. Ya, inilah berita
buruknya. Mereka terlalu sibuk untuk ber-sms-an sebelum saatnya, tak
jarang terlihat bergonceng berdua, bahk berdampingan ketika menghadiri
sebuah acara. Naudzubillah. Kekaguman dan khayalan tadi-pun musnah
seketika.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Ternyata, pemahaman
tak selalu berbanding lurus dengan akhlak yang ada. Ibarat pohon yang
tinggi, yang memiliki daun yang rindang, tempat yang sejuk ketika
berteduh tapi justru tak ada yang mendekat karena pohon ternyata
berduri.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Inilah
hikmah yang bisa kita petik bersama, bahwa penantian itu sangatlah
indah, penolakan itu ujian istiqamah, dan ketika tak kunjung datang
adalah sabar yang berujung jannah. Bahwa ternyata yang terbaiklah yang
telah dipersiapkan untuk mengisi relung-relung kosong di hati yang
istiqamah. Pemahaman tidaklah selamanya melahirkan jannah, karena jannah
hanya di isi oleh orang-orang yang istiqamah. Istiqamah dalam beragama,
istiqamah dalam belajar, istiqamah dalam akhlak yang benar, dan
istiqamah dalam penantian dengan skenario indah.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Wallahualam…</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<i>Aku semakin yakin</i></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<i>Bahwa dia akan datang</i></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<i>Datang dengan kondisi yang sesuai dengan diriku</i></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<i>Aku semakin yakin</i></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<i>Ketika dia tak kunjung datang</i></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<i>Allah masih mempersiapkannya</i></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<i>Mempersiapkannya agar ku bisa meraih jannah</i></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<i>Meraih jannah nanti bersamanya</i></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<br />
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6J7pfRvXccN6Ihv0ko_n1pNtfZV11-SXbyGWxSwclw3kMccN66vZSRrsOVMUVRNkIWjbL-FaONhgSNPidwUod43MlXa3AONt582PMzqjLP82JiC0Z8Wb5x-foBcRksYIdj_SCkjB9kQ/s1600/251310_128704807212400_100002186449665_230736_3961452_n.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6J7pfRvXccN6Ihv0ko_n1pNtfZV11-SXbyGWxSwclw3kMccN66vZSRrsOVMUVRNkIWjbL-FaONhgSNPidwUod43MlXa3AONt582PMzqjLP82JiC0Z8Wb5x-foBcRksYIdj_SCkjB9kQ/s200/251310_128704807212400_100002186449665_230736_3961452_n.jpg" width="140" /></a></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif;">
Oleh : Faguza Abdullah </div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-55548852909090918242011-09-06T22:29:00.000-07:002011-09-06T22:29:07.002-07:00Manajemen Mengeluh<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdZX1a_f70_QH8urDqNtpiEmHU4nfsb9vQB35XufD2Z2k9k0YRORopnl2j9Ip69_PrzzESxWAs7v7go0440dNkH-BGKGMuSlz3WhHYtEtFSVQzgZLasuM1YB75WGJ6VVaj7fo9fGUCdOWk/s1600/complaining.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdZX1a_f70_QH8urDqNtpiEmHU4nfsb9vQB35XufD2Z2k9k0YRORopnl2j9Ip69_PrzzESxWAs7v7go0440dNkH-BGKGMuSlz3WhHYtEtFSVQzgZLasuM1YB75WGJ6VVaj7fo9fGUCdOWk/s1600/complaining.jpg" /></a></div>
<span style="color: black; font-weight: bold;">IRMATORIK</span><span style="color: #cc0000; font-weight: bold;">dot</span><span style="color: black; font-style: italic; font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">| </span><br />
Tidak bisa dipungkiri, makhluk yang namanya manusia pasti pernah
mengeluh. Disadari atau tidak, mengeluh seperti sudah menjadi bagian
dari hidup. Hanya saja, frekuensi dan kualitas keluhannya yang
membedakan antara satu personal dengan personal lainnya.<br />
Biasanya perbedaan ini terkait dengan tingkat pemahaman dan cara
pandang seseorang tentang suatu masalah yang sedang ia hadapi. Sabar,
ikhlas dan seberapa besar keinginan untuk mengubah sebuah keadaan
menjadi lebih baik, biasanya akan meminimalisir keluhan.<br />
Sebaliknya, sikap apriori, pesimis dan berburuk sangka terhadap
kejadian yang sedang menimpa secara otomatis akan memunculkan
keluhan-keluhan yang alih-alih mendapatkan penyelesaian, malah akan
menambah ruwet dan bisa jadi menambah masalah baru.<br />
Mengeluh sejatinya perwujudan dari rasa tidak puas, tidak ikhlas
menerima sebuah ketentuan yang terjadi, baik dari segi materi dan non
materi. Ketika sakit berkeluh kesah, macet mengumpat, banjir atau
kekeringan mengkambing hitamkan orang lain. Atau ketika ditimpa musibah
menghardik Tuhan tidak adil, gaji kecil, belum punya rumah dan
kendaraan pribadi acap menyalahkan suami (bagi para istri) atau
anak-anak nakal dan bermasalah tidak jarang meyalahkan istri (bagi para
suami).<br />
Ya, sebagian contoh kecil tersebut adalah manifestasi dari rasa tidak
puas. Belum lagi kita saksikan fenomena di negeri yang kita cintai
ini. Berita di televisi mayoritas menyuguhkan tentang aksi demo dan
kekerasan, kerusuhan dimana-mana, tindak kriminal, penyalahgunaan
kekuasaan, korupsi-kolusi dan nepotisme dan banyak lagi yang kesemuanya
menunjukkan pada satu hal : ketidakpuasan! Sebuah potret masyarakat
yang diwarnai dengan berbagai keluhan.<br />
Lalu, sebagai seorang yang mengaku muslim dan punya tuntunan yang
jelas tentu saja kita tidak akan membiarkan diri kita terperosok lebih
jauh ke dalam perbuatan yang sesungguhnya dibenci oleh Allah Swt.
Kenapa dibenci oleh Allah Swt.? Karena sesunggunya Allah Swt. menyukai
hamba yang senantiasa bersyukur dengan segala ketentuan dan bersabar
ketika ditimpa sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan.<br />
Melihat fakta yang mayoritas bahwa manusia tidak pernah lepas dari
keluh kesah maka sangat penting bagi setiap muslim/muslimah mempunyai
manajemen yang tepat agar tidak terpeleset dalam keluh kesah yang tidak
diperbolehkan dan pandai menyikapi setiap kejadian yang dihadapi dengan
mengacu kepada teladan kita Rasulullah Saw.<br />
<strong>Mengeluh Indikasi Tidak Bersyukur </strong><br />
Allah Swt. berfirman dalam QS An-nahl : 18, artinya : <em> “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.”</em><br />
Ketika seseorang hanyut dalam keluhan, panca inderanya pun tak mampu
lagi memainkan perannya untuk melihat, mendengar, mencium dan merasakan
nikmat yang bertebaran diberikan oleh Allah Swt. tak henti-hentinya.
Hatinya serta merta buta dari mengingat dan bersyukur atas nikmat Allah
yang tiada terbatas. Itulah sifat manusia yang selalu mempunyai
keinginan yang tidak terbatas dan tidak pernah puas atas pemberian Allah
kecuali hamba-hamba yang bersyukur dan itu hanya sedikit.<br />
Pada zaman Sayyidina Umar al-Khattab, ada seorang pemuda yang sering
berdoa di sisi Baitullah yang maksudnya: “Ya Allah! Masukkanlah aku
dalam golongan yang sedikit.” <br />
Doa beliau didengar oleh Sayyidina Umar ketika beliau (Umar) sedang
melakukan tawaf di Ka’bah. Umar heran dengan permintaan pemuda tersebut.
Selepas melakukan tawaf, Sayyidina Umar memanggil pemuda tersebut dan
bertanya, “Mengapa engkau berdoa sedemikian rupa (Ya Allah! masukkanlah
aku dalam golongan yang sedikit), apakah tidak ada permohonan lain yang
engkau mohonkan kepada Allah?”<br />
Pemuda itu menjawab, “Ya Amirul Mukminin! Aku membaca doa itu karena
aku takut dengan penjelasan Allah dalam surah Al-A’raaf ayat 10, yang
artinya: <em>'Sesungguhnya Kami (Allah) telah menempatkan kamu sekalian
di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber/jalan)
penghidupan. (Tetapi) amat sedikitlah kamu bersyukur'</em>. Aku memohon
agar Allah memasukkan aku dalam golongan yang sedikit, (lantaran)
terlalu sedikit orang yang tahu bersyukur kepada Allah,” jelas pemuda
tersebut.<br />
Semoga kita menjadi hamba-hamba yang dikategorikan sedikit oleh Allah
dalam ayat tersebut. Dengan selalu menjaga ikhlas dan sabar terhadap
segala kejadian atau ketentuan yang diberikan oleh Allah. Dan
berprasangka positif bahwa apa yang telah terjadi adalah yang terbaik
menurut Allah, sehingga hanya rasa syukur saja yang terlintas di benak,
terucap di bibir dan terlihat dari tindakan karena sesungguhnya jika
kita bersyukur maka Allah akan menambah nikmat-Nya dan jika kita ingkar,
sesunggunya azab Allah sangat pedih (QS Ibrahim:7).<br />
<strong>Mengeluh Hanya Pada Allah Swt</strong><br />
Ketika sebuah kejadian yang tidak diinginkan menimpa seseorang,
katakanlah ditimpa sebuah masalah yang berdampak menitikkan air mata,
menyakitkan hati, membuat kepala berdenyut-denyut dan menjadikan
seseorang itu merasa diberi ujian yang sangat berat dan tidak sanggup
mengatasinya sendiri, sebuah tindakan manusiawi jika ia membutuhkan
orang lain dalam penyelesaian masalahnya. Lalu, benarkah tindakannya
jika ia mengeluhkan masalahnya kepada orang lain?<br />
Rasulullah Saw. pernah mengalami sebuah kondisi yang jauh dari yang
beliau inginkan. Para kaum musyrikin mengabaikan seruannya dan juga
mencampakkan Al-Quran. Mereka telah mengacuhkan Al-Quran dalam beberapa
bentuk diantaranya: mereka tidak mau mengimani Al-Quran, mereka tidak
mau mendengarkan Al-Quran, bahkan mereka menolaknya dan mengatakan bahwa
Al-Quran adalah ucapan dan bualan Muhammad si tukang syair dan sihir .
Kaum musyrikin juga berusaha untuk mencegah orang-orang yang berusaha
mendengarkan Al-Quran dan dakwah Rasulullah Saw.<br />
Dalam kondisi tertekan tersebut Rasulullah Saw. mengeluh dan mengaduh
hanya kepada Allah Swt. seperti yang terkandung dalam QS Al-Furqon :
30, yang artinya : <em> “Dan berkatalah Rasul: Ya Tuhanku! Kaumku ini sesungguhnya telah meninggalkan jauh al-Quran”.</em><br />
Begitu pula dengan Nabi Ya’qub dan Nabi ayub, sebagaimana firman Allah dimana Nabi Ya’qup berkata, yang artinya: <em>“Sesungguhnya aku mengeluhkan keadaanku dan kesedihanku hanya kepada Allah,“</em> (QS. Yusuf : 86).<br />
Dan Nabi Ayyub a.s. , yang disebutkan Allah dalam firman-Nya, bahwa Ayyub berkata, yang artinya : <em>“Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau (Allah) adalah Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang,”(</em>QS Al-Anbiyaa’: 83).<br />
Sebaiknya, mengeluhlah hanya kepada Allah Swt., karena sesungguhnya
semua kejadian sudah menjadi sebuah ketentuan-Nya dan hanya Dia-lah
sebaik-baik pemberi solusi. Tetapi dalam kondisi-kondisi dimana
seseorang mengeluh (sharing) tentang masalahnya kepada orang yang ia
yakini amanah dan dengan catatan untuk mendapatkan penyelesaian, maka
dalam hal ini sebagian ulama memperbolehkan.<br />
Sebagaimana Ibnu Qayyim , dalam ‘Uddatu Ash Shabirin, menyatakan
bahwa adapun menceritakan kepada orang lain tentang perihal keadaan,
dengan maksud meminta bantuan petunjuknya atau pertolongan agar
kesulitannya hilang, maka itu tidak merusak sikap sabar ; seperti orang
sakit yang memberitahukannya kepada dokter tentang keluhannya, orang
teraniaya yang bercerita kepada orang yang diharapkannya dapat
membelanya, dan orang yang tertimpa musibah yang menceritakan musibahnya
kepada orang yang diharapkannya dapat membantunya.<br />
<strong>Membiasakan Diri dengan Mengeluh Positif</strong><br />
Mengeluh positif ? Spontan pasti muncul pertanyaan ketika membaca
subjudul tersebut. Iya, ternyata mengeluh tidak selalu berkonotasi
negatif. Tidak sabar menghadapi ujian, kurang ikhlas menerima ketentuan
dan hasad/iri pada orang lain acap kali membuat diri menjadi tidak
berdaya sehingga mengeluarkan kata-kata yang bermakna tidak puas yang
merupakan perwujudan dari mengeluh. Tetapi, jika seseorang hasad/iri
terhadap kebaikan dan amal saleh orang lain yang membuat dirinya
termotivasi untuk berbuat hal yang sama bahkan lebih tanpa
mengurangi/menghilangkan kebaikan orang lain tersebut maka hasad model
ini dikategorikan sebagian ulama sebagai hasad yang positif.<br />
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Para ulama membagi hasad menjadi
dua macam, yaitu hasad hakiki dan hasad majazi. Hasad hakiki adalah
seseorang berharap nikmat orang lain hilang. Hasad seperti ini
diharamkan berdasarkan kata sepakat para ulama (baca: ijma’) dan adanya
dalil tegas yang menjelaskan hal ini. Adapun hasad majazi, yang
dimaksudkan adalah ghibthoh. Ghibthoh adalah berangan-angan agar
mendapatkan nikmat seperti yang ada pada orang lain tanpa mengharapkan
nikmat tersebut hilang. Jika ghibthoh ini dalam hal dunia, maka itu
dibolehkan. Jika ghibthoh ini dalam hal ketaatan, maka itu dianjurkan.<br />
Jadi, marilah kita sama-sama membekali diri dengan ketaatan hanya
kepada Allah Swt. dengan cara senantiasa mendekatkan diri pada-Nya.
Tidak pernah puas untuk mengkaji ilmu-ilmu-Nya agar dalam setiap desahan
napas selalu mengaitkan dengan hukum-hukum-Nya. Jika ada niat dan
tekad dengan sungguh-sungguh, insya Allah ikhlas dan sabar akan menjadi
perhiasan yang akan mewarnai akhlak kita sehari-hari dan kita
dihindarkan dari lisan dan sikap yang sering berkeluh kesah. Cukuplah
mengeluh positif dalam genggaman, yaitu mengeluh dalam rangka
bermuhasabah dan berlomba-lomba dalam kebaikan sehingga dapat meraih
derajat taqwa yang sesungguhnya. Wallahu’alam.<br />
sumber : eramuslim </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-80523452454032085712011-06-20T00:01:00.000-07:002011-06-20T00:01:56.138-07:00Menikah ala Islam, Mudah, Murah dan Berkah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_5XbWUYjumsYr5axe3ukmo89f_BMQPOt0Qb2DRMIXyV7WdzV9LVkRQFHGwRL_CiwSCeePMFn-kL9lVxDXw67noHCAxmZ0JEu40rcBDOR1iA6Dcp2H_owLiq4O7Ez6Tgt_7sgzA6OS6pK4/s1600/baitul-hikmah.com-Menikah-Islami-Mudah-Murah-Berkah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="146" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_5XbWUYjumsYr5axe3ukmo89f_BMQPOt0Qb2DRMIXyV7WdzV9LVkRQFHGwRL_CiwSCeePMFn-kL9lVxDXw67noHCAxmZ0JEu40rcBDOR1iA6Dcp2H_owLiq4O7Ez6Tgt_7sgzA6OS6pK4/s200/baitul-hikmah.com-Menikah-Islami-Mudah-Murah-Berkah.jpg" width="200" /></a></div><span style="color: black; font-weight: bold;">IRMATORIK</span><span style="color: #cc0000; font-weight: bold;">dot</span><span style="color: black; font-style: italic; font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">| </span>Adalah menjadi karakteristik khusus Islam bahwa setiap ada perintah yang harus dikerjakan umatnya pasti telah ditentukan syari’atnya (tata cara dan petunjuk pelaksanaannya). Maka tidak ada satu perintah pun dalam berbagai aspek kehidupan ini, baik yang menyangkut ibadah secara khusus seperti perintah shalat, puasa, haji, dan lain-lain, maupun yang terkait dengan ibadah secara umum seperti perintah mengeluarkan infaq, berbakti pada orang tua, berbuat baik kepada tetangga dan lain-lain, kecuali telah ditentukan syari’atnya.<br />
<br />
Begitu pula halnya dengan menikah. Ia merupakan perintah Allah SWT untuk seluruh hamba-Nya tanpa kecuali dan telah menjadi sunnah Rasul-Nya, maka sudah tentu ada syariaatnya. Persoalannya, kebanyakan orang mengira bahwa syari’at pernikahan hanya mengatur hal-hal ritual pernikahan seperti ijab qobul dan mahar, sedangkan masalah meminang (khitbah), walimah (resepsi) dan serba-serbi menjalani hidup berumah tangga dianggap tidak ada hubungannya dengan syari’at. Maka tidaklah mengherankan jika kita menghadiri resepsi pernikahan seorang muslim dan muslimah, kita tidak menemukan ciri atau karakteristik yang menunjukkan bahwa yang sedang menikah adalah orang Islam karena tidak ada bedanya dengan pernikahan orang di luar Islam.<br />
<br />
Lantas, memangnya seperti apa menikah ala Islam itu? Untuk membahasnya secara lengkap jelas tidak mungkin di sini, karena tema seperti itu berarti membahas mulai dari anjuran menikah, ta’aruf (perkenalan dua orang yang siap menikah), meminang, akad, resepsi sampai pergaulan suami istri yang para ulama untuk menulisnya memerlukan sebuah buku. Karena itu yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah mengenai mahar dan penyelenggaraan resepsi (walimah). Bukan karena yang lain tidak penting, tetapi mengingat dalam dua hal inilah kebanyakan masyarakat muslim kurang tepat dalam persepsi dan pemahamannya.<br />
<br />
<strong>Tentang Mahar</strong><br />
<br />
“Berikanlah mahar kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan …” (QS An-Nissaa :4).<br />
<br />
Mahar merupakan pemberian seorang laki-laki kepada perempuan yang dinikahinya, yang selanjutnya akan menjadi hak milik istri secara penuh. Dalam praktiknya tidak ada batasan khusus mengenai besarnya mahar dalam pernikahan. Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Qoyyim dalam kitabnya Zaadul Maad, memberi mahar untuk istri-istrinya sebanyak 12 uqiyah. Abu Salamah menceritakan, “Aku pernah bertanya kepada A’isyah ra, “Berapakah mahar Nabi SAW untuk para istrinya?” A’isyah menjawab, “Mahar beliau untuk para istrinya adalah sebanyak 12 uqiyah dan satu nasy.” Lalu A’isyah bertanya, “Tahukah kamu, berapa satu uqiyah itu?” Aku menjawab, “tidak” A’isyah menjawab, “empat puluh dirham.” A’isyah bertanya, “Tahukah kamu, berapa satu nasy itu?” Aku menjawab, “tidak”. A’isyah menjawab, “Dua puluh dirham”. (HR. Muslim).<br />
<br />
Umar bin Khattab berkata, “Aku tidak pernah mengetahui Rasulullah SAW menikahi seorang pun dari istrinya dengan mahar kurang dari 12 uqiyah.” (HR. Tirmidzi).<br />
<br />
Dalam kisah lain Rasulullah SAW menikahkan putrinya Fatimah dengan Ali ra dengan mahar baju besi milik Ali. Diriwayatkan Ibnu Abbas, “Setelah Ali menikahi Fatimah, Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Berikanlah sesuatu kepadanya.” Ali menjawab, “Aku tidak mempunyai sesuatu pun.” Maka beliau bersabda, “Dimana baju besimu? Berikanlah baju besimu itu kepadanya.” Maka Ali pun memberikan baju besinya kepada Fatimah. (HR Abu Dawud dan Nasa’i).<br />
<br />
Bahkan ketika seorang laki-laki tidak memiliki sesuatu berupa harta yang dapat diberikan sebagai mahar, Rasulullah SAW tidak menolak untuk menikahkannya dengan mahar beberapa surat dalam Al-Qur’an yang dihafalnya. Dikisahkan ada seorang laki-laki yang meminta dinikahkan oleh Rasulullah, tetapi ia tidak memiliki sesuatu pun sebagai mahar, walaupun sebuah cincin dari besi. Kemudian beliau bertanya kepadanya, “Apakah engkau menghafal Al-Qur’an?” Ia menjawab, “Ya, aku hafal surat ini dan surat itu (ia menyebut beberapa surat dalam Al-Qur’an). “Maka beliau bersabda, “Aku menikahkan engkau dengannya dengan mahar surat Al-Qur’an yang engkau hafal itu!” (disarikan dari hadits yang sangat panjang dalam Kitab Shahih Bukhari Jilid IV, hadits no. 1587).<br />
<br />
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada batasan tentang bentuk dan besarnya mahar, tetapi yang disunnahkan adalah mahar itu disesuaikan dengan kemampuan pihak calon suami.<br />
<br />
<strong>Tentang Walimah (Resepsi Pernikahan)</strong><br />
<br />
Walimah merupakan sunnah, diadakan dengan tujuan agar masyarakat mengetahui pernikahan yang berlangsung sehingga tidak terjadi fitnah di kemudian hari terhadap dua orang yang menikah tersebut. Sedangkan mengenai tata cara penyelenggaraannya, syariat memberikan petunjuk sebagai berikut:<br />
<br />
<br />
Khutbah sebelum akad<br />
<br />
Disunnahkan ada khutbah sebelum akad nikah yang berisi nasihat untuk calon pengantin agar menjalani hidup berumah tangga sesuai tuntunan agama.<br />
<br />
<br />
Menyajikan hiburan<br />
<br />
Walimah merupakan acara gembira, karena itu diperbolehkan menyajikan hiburan yang tidak menyimpang dari etika, sopan santun dan adab Islami.<br />
<br />
<br />
Jamuan resepsi (walimah)<br />
<br />
Disunnahkan menjamu tamu yang hadir walaupun dengan makanan yang sederhana. (Dari Anas bin Malik ra bahwa Nabi SAW telah mengadakan walimah untuk Shofiyah istrinya dengan kurma, keju, susu, roti kering dan mentega).<br />
<br />
Diriwayat lain, Rasulullah SAW bersabda kepada Abdurrahman bin Auf, “Adakanlah walimah meski hanya dengan seekor kambing.” Sedangkan mengenai batasan mengadakan walimah As-Syaukani dalam Nailul Authar menyebutkan bahwa Al Qadhi Iyadh telah mengemukakan bahwa para ulama sepakat tidak ada batasan khusus untuk walimah, meski diadakan dengan yang paling sederhana sekalipun diperbolehkan. Yang disunnahkan adalah bahwa acara itu diadakan sesuai dengan kemampuan suami.<br />
<br />
Masih banyak pelajaran lain yang bisa dipetik berkaitan dengan acara walimah ini, yang membuat kita sampai pada satu kesimpulan bahwa menikah dengan cara Islam ternyata memang mudah, murah dan berkah!<br />
(FB Panduan Pernikahan Dalam Islam )</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-36396323688574825432011-06-09T19:55:00.000-07:002011-06-09T19:55:06.270-07:00Mengevaluasi Pengalaman, Menuju Pernikahan Sukses<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4A1HAvuenVInCw9kJFfo67TXIQG_niEzNn6AmkBXKFwh1Q7xSNE1BG7aSW_R5vyup6GvkofKfC26oDA94v8zVqwr4MhmLmt0qvW2y4UuXHoVqjsjBZdUmaxdKHazLuw7apQwMEGcDQU-1/s1600/Muslim_Couple__Lebanon__by_SDagher-600x300.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="100" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4A1HAvuenVInCw9kJFfo67TXIQG_niEzNn6AmkBXKFwh1Q7xSNE1BG7aSW_R5vyup6GvkofKfC26oDA94v8zVqwr4MhmLmt0qvW2y4UuXHoVqjsjBZdUmaxdKHazLuw7apQwMEGcDQU-1/s200/Muslim_Couple__Lebanon__by_SDagher-600x300.jpg" width="200" /></a></div><span style="color: black; font-weight: bold;">IRMATORIK</span><span style="color: #cc0000; font-weight: bold;">dot</span><span style="color: black; font-style: italic; font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">|</span> Apakah kita telah menikah dalam jangka waktu yang lama atau bisa jadi baru saja melangsungkan akad nikah, kita tetap akan bertanya-tanya tentang bagaimana pernikahan itu seharusnya. Apakah ini merupakan pernikahan yang sukses? Apakah kita pernah berpikir untuk menyerah? Jika kita melihat pernikahan kita telah sukses, apa yang telah kita lakukan untuk membuatnya bekerja? Dan jika kita melihatnya sebagai kegagalan, lalu apa peran kita di dalam kegagalan itu? Karena jika kita adalah bagian dari masalah, maka kita harus menjadi bagian dari solusi.</div><br />
Mengevaluasi pengalaman pernikahan seseorang mengharuskan kita untuk kembali dan mengingat tentang apa persepsi pernikahan kita pada awalnya. Apa artinya bagi kita di awal, dan apakah semua berjalan di jalur yang benar? Ini juga membutuhkan evaluasi diri, untuk melihat apa yang telah kita lakukan untuk membuat pekerjaan pernikahan sukses. Hal ini mengharuskan kita untuk mempertimbangkan semua keadaan buruk, kesulitan, dan kendala yang kita hadapi melalui kehidupan pernikahan kita, dan untuk mengingat bagaimana kita berhasil untuk mengatasinya.<br />
<br />
Sebelum menilai pernikahan kita merupakan sebuah kegagalan atau kesuksesan, kita harus menyadari bahwa tidak ada kehidupan yang lengkap dan bahwa kebahagiaan mutlak tidak ada di bumi. Kita harus mempertimbangkan kembali pkitangan kita yang kadang-kadang naif atau mimpi bahwa pernikahan harus dunia kemerah-jambuan, tiada apapun selain cinta, kenyamanan, dan kebahagiaan tanpa masalah atau kesulitan. Singkirkan persepsi salah itu, karena hanya akan merusak pernikahan kita.<br />
<br />
Kita akan terkejut dengan kesulitan pertama atau masalah, dan semua impian kita akan hidup bahagia dan pernikahan yang berhasil akan lenyap, jika kita tidak menyadari dari awal bahwa hasil pernikahan kebanyakan tergantung pada diri kita. Kitalah yang membuat pernikahan yang berhasil, jadi jangan berharap untuk sukses sebelum bekerja untuk keberhasilan ini.<br />
<br />
Masih Mungkinkah?<br />
<br />
Namun, ini tidak berarti bahwa pernikahan yang sukses adalah tujuan yang sulit diraih. Itu hanya memerlukan upaya oleh kedua pihak untuk mengatasi rintangan dan kesulitan hidup yang terus menghadang jalan mereka. Perlu pengorbanan, cinta sejati, kebaikan, pengertian, pengampunan, dan kekuatan. Jadilah kuat untuk menantang kesulitan, untuk memaafkan, dan pengorbanan. Jadilah cukup sabar untuk mengejar kebahagiaan kita.<br />
<br />
Orang-orang di masa lalu mengetahui hal-hal yang sangat baik dan berupaya untuk membuat hidup mereka sebahagia dan sedamai yang mereka bisa. Mereka selalu merasa membutuhkan satu sama lain, dan mereka jarang memikirkan perpisahan. Ini mungkin menjadi alasan mengapa angka perceraian saat ini dibandingkan dengan masa lalu, kita menemukan perbedaan besar dan tingkat lebih tinggi untuk pasangan hari ini.<br />
<br />
Tidak ada keraguan bahwa kita hari ini hidup di kehidupan yang keras, tertekan dengan terlalu banyak hal, yang terkadang membuat kita lupa tentang diri kita sebagai manusia, yang membutuhkan cinta dan kasih sayang. Dan lupa bertindak sebagai pasangan yang harus peduli satu sama lain. Hal ini benar-benar akan memiliki dampak yang sangat buruk pada pernikahan kita, proyek terpenting seumur hidup kita!<br />
<br />
Setelah hari yang panjang di tempat kerja, tekanan masalah keuangan, dan menjadi sibuk dengan hal-hal yang terlalu banyak dalam pikiran, kita lupa untuk peduli terhadap pasangan hidup kita. Kita lupa memberikan sentuhan lembut, kata manis, dan senyum di wajah, yang dapat memencairkan setiap ketegangan, atau menghapus kelelahan. Dan hari demi hari, hidup menjadi sulit, dan tak seorang pun siap untuk memaafkan, tidak ada orang yang mencoba untuk mengerti, dan tak seorang pun yang mampu memberikan pengorbanan. Kemudian, kita mulai menyalahkan satu sama lain. Dan hal itu berubah buruk ketika kita berhenti untuk meninjau apa yang terjadi dan membuat putar balik perjalanan yang cepat.<br />
<br />
Mengambil Inisiatif<br />
<br />
Sebelum menyalahkan pasangan untuk tidak peduli dan penuh kasih seperti sebelumnya, mari kita memikirkan cara untuk membawa kembali cinta dan kebahagiaan dalam hidup kita. Mari kita melihat ke dalam diri kita sendiri dan menemukan tentang kesalahan kita sendiri sebelum berbicara tentang kesalahan pasangan kita. Mari kita percaya bahwa tidak ada yang sempurna. Mari kita mengampuni untuk diampuni. Mari kita memahami untuk dipahami. Mari kita merasakan anugerah besar bahwa Allah telah memberikan kita suami atau isteri, memberikan pasangan hidup yang peduli tentang kita, yang mengasihi kita, dan membangun rumah tangga dengan kita.<br />
<br />
Jika kita telah memiliki rumah tempat tinggal dengan pasangan kita untuk merasakan kehangatan dan perlindungan di dalamnya, ingatlah bahwa ada ribuan orang yang menginginkan anugerah seperti ini dalam hidupnya. Biarkan ini menjadi motivasi kita untuk menjadi kuat dan sabar dalam mengejar kebahagiaan kita.<br />
<br />
Tentu saja, ini tidak berarti bahwa salah satu pasangan akan mengambil tanggung jawab seluruh pekerjaan perbaikan di atas bahunya, dan melakukan semua upaya itu sendiri. Pernikahan adalah tentang suatu pengalaman yang selalu berbagi: berbagi pikiran kita, usaha kita, dan perasaan kita. Berbagi saat-saat bahagia maupun saat sedih. Dan hanya ketika kita berbagi dalam hidup kita bersama-sama, ketika kita mengatasi kesulitan bersama, dan mengejar kebahagiaan kita bersama, itu yang akhirnya akan membawa kita pada pernikahan yang berhasil! (fimadani.com)</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-67384664382371604412011-05-09T21:47:00.000-07:002011-05-09T21:49:34.952-07:00Do'a Minta Keturunan Yang Sholeh<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSEhgF7kKxWp5w_R8EJ3kGQ_2vYcoEiXCyldwBvqQm0urIjkHu4edehLFAyUDK6aNYiLcVf6ZnhCRtxyqo_S1h0gXxkb2ZXh5bQjjQrCU5Dl3pM-woqLmd9iAl5K8EeWvDr0GjTHjZtkQ6/s1600/anak_muslim_sholeh-e1304986108938.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 285px; height: 180px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSEhgF7kKxWp5w_R8EJ3kGQ_2vYcoEiXCyldwBvqQm0urIjkHu4edehLFAyUDK6aNYiLcVf6ZnhCRtxyqo_S1h0gXxkb2ZXh5bQjjQrCU5Dl3pM-woqLmd9iAl5K8EeWvDr0GjTHjZtkQ6/s400/anak_muslim_sholeh-e1304986108938.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5604945020090390850" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">| </span><span class="excerpt"> <p>Semoga kita bisa mengamalkan doa yang mudah dihafalkan ini. Semoga kita tidak jemu untuk selalu memanjatkan doa kepada-Nya. Allah tidak mungkin membiarkan hamba-Nya yang menengadahkan tangan kepada-Nya, lalu dia pulang dengan tangan hampa. Semoga Allah mengaruniakan untuk kita keturunan dan zuriat yang shalih dan shalihah dan istri yang solehah untuk kebaikan dunia dan akherat. Allahu Amien</p> </span> <p>Doa Untuk Memperbaiki Keturunan</p> <p><strong>Doa Pertama</strong></p> <p style="text-align: center;" dir="rtl">رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا</p> <p><em>“ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA AYUN, WAJALNA LILMUTTAQINA IMAMAA.”</em></p> <p><em></em>Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Furqon: 74)</p> <p><strong>Doa Kedua</strong></p> <p style="text-align: center;" dir="rtl">رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي</p> <p><em>“ROBBI AWZINI AN ASYKURO NIMATAKALLATI AN AMTA ALAYYA. WA ALA WAALIDAYYA WA AN AMALA SHOLIHAN TARDHOH, WA ASHLIH LII FI DZURRIYATIY”</em></p> <p><em></em>Wahai Robbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmatmu yang telah Engkau karuniakan padaku juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku untuk melakukan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan perbaikilah keturunanku) (QS. Al Ahqof: 15)</p> <p>Semoga kita bisa mengamalkan doa yang mudah dihafalkan ini. Semoga kita tidak jemu untuk selalu memanjatkan doa kepada-Nya. Allah tidak mungkin membiarkan hamba-Nya yang menengadahkan tangan kepada-Nya, lalu dia pulang dengan tangan hampa.</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-49437922007368100112011-05-04T02:19:00.000-07:002011-05-04T02:24:02.146-07:00Betapa Indahnya Berumah Tangga<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsFwP_GdX8U9K6TNIR55a1soqB7QCVqTnkS4naPFyfif9LOWsuq69w25BoAjKDVT7JM1nW6BfY7aK72o_wCep5rLquPgB-Bbrv2iVUBpe1YafqCOXXCaojbnq4xe3ci2LFkne5WJm4gDK7/s1600/rumah+tangga.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 204px; height: 247px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsFwP_GdX8U9K6TNIR55a1soqB7QCVqTnkS4naPFyfif9LOWsuq69w25BoAjKDVT7JM1nW6BfY7aK72o_wCep5rLquPgB-Bbrv2iVUBpe1YafqCOXXCaojbnq4xe3ci2LFkne5WJm4gDK7/s400/rumah+tangga.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5602789201331504706" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">| </span> Mendayunglah Kalian Hingga ke Tepian...<br /><br />Ketika melihat pasangan yang baru menikah, saya suka tersenyum. Bukan apa-apa, saya hanya ikut merasakan kebahagiaan yang berbinar spontan dari wajah-wajah syahdu mereka. Tangan yang saling berkaitan ketika berjalan, tatapan-tatapan penuh makna, bahkan sirat keengganan saat hendak berpisah. Seorang sahabat yang tadinya mahal tersenyum, setelah menikah senyumnya selalu saja mengembang. Ketika saya tanyakan mengapa, singkat dia berujar "Menikahlah! Nanti juga tahu sendiri". Aih...<br /><br />Menikah adalah sunnah terbaik dari sunnah yang baik itu yang saya baca dalam sebuah buku pernikahan. Jadi ketika seseorang menikah, sungguh ia telah menjalankan sebuah sunnah yang di sukai Nabi. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Allah hanya menyebut nabi-nabi yang menikah dalam kitab-Nya. Hal ini menunjukkan betapa Allah menunjukkan keutamaan pernikahan. Dalam firmannya, "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yang berfikir." (QS. Ar-Rum: 21).<br /><br />Menikah itu Subhanallah indah, kata Almarhum ayah saya dan hanya bisa dirasakan oleh yang sudah menjalaninya. Ketika sudah menikah, semuanya menjadi begitu jelas, alur ibadah suami dan istri. Beliau mengibaratkan ketika seseorang baru menikah dunia menjadi terang benderang, saat itu kicauan burung terdengar begitu merdu. Sepoi angin dimaknai begitu dalam, makanan yang terhidang selalu saja disantap lezat. Mendung di langit bukan masalah besar. Seolah dunia milik mereka saja, mengapa? karena semuanya dinikmati berdua. Hidup seperti seolah baru dimulai, sejarah keluarga baru saja disusun.<br /><br />Namun sayang tambahnya, semua itu lambat laun menguap ke angkasa membumbung atau raib ditelan dalamnya bumi. Entahlah saat itu cinta mereka berpendar ke mana. Seiring detik yang berloncatan, seolah cinta mereka juga. Banyak dari pasangan yang akhirnya tidak sampai ke tujuan, tak terhitung pasangan yang terburai kehilangan pegangan, selanjutnya perahu mereka karam sebelum sempat berlabuh di tepian. Bercerai, sebuah amalan yang diperbolehkan tapi sangat dibenci Allah.<br /><br />Ketika Allah menjalinkan perasaan cinta diantara suami istri, sungguh itu adalah anugerah bertubi yang harus disyukuri. Karena cinta istri kepada suami berbuah ketaatan untuk selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Dan cinta suami kepada istri menetaskan keinginan melindungi dan membimbingnya sepenuh hati. Lanjutnya kemudian.<br /><br />Saya jadi ingat, saat itu seorang istri memarahi suaminya habis-habisan, saya yang berada di sana merasa iba melihat sang suami yang terdiam. Padahal ia baru saja pulang kantor, peluh masih membasah, kesegaran pada saat pergi sama sekali tidak nampak, kelelahan begitu lekat di wajah. Hanya karena masalah kecil, emosi istri meledak begitu hebat. Saya kira akan terjadi "perang" hingga bermaksud mengajak anak-anak main di belakang. Tapi ternyata di luar dugaan, suami malah mendaratkan sun sayang penuh mesra di kening sang istri. Istrinya yang sedang berapi-api pun padam, senyum malu-malunya mengembang kemudian dan merdu uaranya bertutur "Maafkan Mama ya Pa..". Gegas ia raih tangan suami dan mendekatkannya juga ke kening, rutinitasnya setiap kali suaminya datang.<br /><br />Jauh setelah kejadian itu, saya bertanya pada sang suami kenapa ia berbuat demikian. "Saya mencintainya, karena ia istri yang dianugerahkan Allah, karena ia ibu dari anak-anak. Yah karena saya mencintainya" demikian jawabannya.<br /><br />Ibn Qayyim Al-Jauziah seorang ulama besar, menyebutkan bahwa cinta mempunyai tanda-tanda.<br /><br />Pertama, ketika mereka saling mencintai maka sekali saja mereka tidak akan pernah saling mengkhianati, Mereka akan saling setia senantiasa, memberikan semua komitmen mereka.<br /><br />Kedua, ketika seseorang mencintai, maka dia akan mengutamakan yang dicintainya, seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga, dan seorang suami tentu saja akan mengutamakan istri dalam hal perlindungan dan nafkahnya. Mereka akan sama-sama saling mengutamakan, tidak ada yang merasa superior.<br /><br />Ketiga, ketika mereka saling mencintai maka sedetikpun mereka tidak akan mau berpisah, lubuk hatinya selalu saling terpaut. Meskipun secara fisik berjauhan, hati mereka seolah selalu tersambung. Ada do'a istrinya agar suami selamat dalam perjalanan dan memperoleh sukses dalam pekerjaan. Ada tengadah jemari istri kepada Allahi supaya suami selalu dalam perlindunganNya, tidak tergelincir. Juga ada ingatan suami yang sedang membanting tulang meraup nafkah halal kepada istri tercinta, sedang apakah gerangan Istrinya, lebih semangatlah ia.<br /><br />Saudaraku, ketika segala sesuatunya berjalan begitu rumit dalam sebuah rumah tangga, saat-saat cinta tidak lagi menggunung dan menghilang seiring persoalan yang datang silih berganti. Perkenankan saya mengingatkan lagi sebuah hadist nabi. Ada baiknya para istri dan suami menyelami bulir-bulir nasehat berharga dari Nabi Muhammad. Salah satu wasiat Rasulullah yang diucapkannya pada saat-saat terakhir kehidupannya dalam peristiwa haji wada':<br />"Barang siapa -diantara para suami- bersabar atas perilaku buruk dari istrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Ayyub atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barang siapa -diantara para istri- bersabar atas perilaku buruk suaminya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Asiah, istri fir'aun" (HR Nasa-iy dan Ibnu Majah ).<br /><br />Kepada saudaraku yang baru saja menggenapkan setengah dien, Tak ada salahnya juga untuk saudaraku yang sudah lama mencicipi asam garamnya pernikahan, Patrikan firman Allah dalam ingatan : "...Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami) dan kalian adalah pakaian bagi mereka..." (QS. Al-Baqarah:187)<br /><br />Torehkan hadist ini dalam benak : "Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya rengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya" (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Alkhudzri r.a)<br /><br />Kepada sahabat yang baru saja membingkai sebuah keluarga, Kepada para pasutri yang usia rumah tangganya tidak lagi seumur jagung, Ingatlah ketika suami mengharapkan istri berperilaku seperti Khadijah istri Nabi, maka suami juga harus meniru perlakukan Nabi Muhammad kepada para Istrinya. Begitu juga sebaliknya.<br /><br />Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang shalehah, istri yang ketika suami memandangnya pasti menyejukkan mata, ketika suaminya menuntunnya kepada kebaikan maka dengan sepenuh hati dia akan mentaatinya, jua tatkala suami pergi maka dia akan amanah menjaga harta dan kehormatannya. Istri yang tidak silau dengan gemerlap dunia melainkan istri yang selalu bergegas merengkuh setiap kemilau ridha suami. Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakan istrinya. Suami yang selalu dan selalu mengukirkan senyuman di wajah istrinya. Suami yang menjadi qawwam istrinya. Suami yang begitu tangguh<br />mencarikan nafkah halal untuk keluarga. Suami yang tak lelah berlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya. Suami yang menjadi seorang nahkoda kapal keluarga, mengarungi samudera agar selamat menuju tepian hakiki "Surga". Dia memegang teguh firman Allah, "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6)<br /><br />Akhirya, semuanya mudah-mudah tetap berjalan dengan semestinya. Semua berlaku sama seperti permulaan. Tidak kurang, tidak juga berlebihan.Meski riak-riak gelombang mengombang-ambing perahu yang sedang dikayuh, atau karang begitu gigih berdiri menghalangi biduk untuk sampai ketepian. Karakter suami istri demikian, Insya Allah dapat melaluinya dengan hasil baik. Sehingga setiap butir hari yang bergulir akan tetap indah, fajar di ufuk selalu saja tampak merekah. Keduanya menghiasi masa dengan kesyukuran, keduanya berbahtera dengan bekal cinta. Sama seperti syair yang digaungkan Gibran,<br /><br />Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan. Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari. Dan sebuah nyanyian kesyukuran tersungging di bibir senyuman<br /><br />Semoga Allah selalu menghimpunkan kalian (yang saling mencintai karena Allah dalam ikatan halal pernikahan) dalam kebaikan. Mudah-mudahan Allah yang maha lembut melimpahkan kepada kalian bening saripati cinta, cinta yang menghangati nafas keluarga, cinta yang menyelamatkan. Semoga Allah memampukan kalian membingkai keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah. Semoga Allah mematrikan helai keikhlasan di setiap gerak dalam keluarga. Jua Allah yang maha menetapkan, mengekalkan ikatan pernikahan tidak hanya di dunia yang serba fana tapi sampai ke sana, the real world "Akhirat". Mudah-mudahan kalian selamat mendayung sampai ketepian.<br />Allahumma Aamiin.<br /><br />Barakallahu, untuk para pengantin muda. Mudah-mudahan saya mampu mengikuti tapak kalian yang begitu berani mengambil sebuah keputusan besar, yang begitu nyata menandakan ketaqwaan kepada Allah serta ketaatan kepada sunnah Rasul Pilihan. Mudah-mudahan jika giliran saya tiba, tak perlu lagi saya bertanya mengapa teman saya menjadi begitu murah senyum. Karena mungkin saya sudah mampu menemukan jawabannya sendiri.(http://blog.iqbalir.com)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-14001017313727294452011-04-08T04:12:00.000-07:002011-04-08T04:20:58.100-07:00Serasa Serasi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAr25o31XyyTfz-x5hWdyDz2XMQkmhx3aXOl2AYOvpgtLtRJ4DsUjLdGrksaEk1VBJslUGnuRQfpzGC8TCBg_vBtadTQuRt7P48inbF0z1mLv9uiN2YlOeaPLo1ROZxulc-opwDtn-GCwd/s1600/serasa+serasi.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 108px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAr25o31XyyTfz-x5hWdyDz2XMQkmhx3aXOl2AYOvpgtLtRJ4DsUjLdGrksaEk1VBJslUGnuRQfpzGC8TCBg_vBtadTQuRt7P48inbF0z1mLv9uiN2YlOeaPLo1ROZxulc-opwDtn-GCwd/s400/serasa+serasi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5593169709100452882" border="0" /></a>
<br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">|</span><span style=";font-family:";" ><span style="font-size:130%;"><span style="font-family:verdana;"></span></span></span><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMIN%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMIN%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMIN%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val=""> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!----><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:lsdexception> </w:lsdexception><!--[endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Verdana; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1593833729 1073750107 16 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} p {mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <!--[endif]--> <p style="line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Tidak karena kamu memiliki semua pesona itu sekaligus, maka kamu bisa mencintai dan mengawini semua perempuan. Begitu juga sebaliknya. Pesona fisik, jiwa, akal, dan ruh, diperlukan untuk menciptakan daya tarik dan daya rekat yang permanent bila kita ingin membangun sebuah hubungan jangka panjang. Tapi seperti berlian, tidak semua orang mengenalnya dengan baik, maka mereka tidak menghargainya.Atau mungkin mereka mengenalnya, tapi terasa terlalu jauh untuk dijangkau, seperti mimpi memetik bintang atau mimpi memeluk gunung. Atau mungkin ia mengenalnya, tapi terasa terlalu mewah untuk sebuah kelas sosial, atau kurang serasi untuk sebuah suasana.<o:p></o:p></span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Kira-kira itulah yang membuat Aisyah – Radhiyallahu`anha – sekali ini benar-benar gundah. Orang terbaik dimuka bumi ketika itu, Amirul Mu’minin, Khalifah kedua, Umar bin Khattab, hendak melamar adiknya, Ummu Kaltsum. Tidak ada alasan untuk menolak lamaran beliau kecuali bahwa Abu Bakar, sang Ayah, yang juga Khalifah Pertama, telah mendidik puteri-puterinya dengan penuh kasih sayang dan kemanjaan. Aisyah karena itu, percaya bahwa adiknya tidak akan kuat beradaptasi dengan pembawaan Umar yang kuat dan kasar. Bahkan ketika Abu Bakar meminta pendapat Abdurrahman bin Auf tentang kemungkinan penunjukkan Umar bin Khattab sebagai khalifah, beliau menjawab : “Dia yang paling layak, kecuali bahwa dia kasar”.<o:p></o:p></span></p> <p style="line-height: 150%;"><span id="more-83"></span><span style=";font-family:";" >Dengan sedikit bersiasat, Aisyah meminta bantuan Amru bin `Ash untuk “menggiring” Umar agar menikahi Ummu Kaltsum yang lain, yaitu Ummu Kaltsum binti Ali bin Abi Thalib yang ketika itu berumur 11 tahun. Karena garis jiwa, akal dan ruh mereka lebih setara dan karena itu mereka akan tampak lebih serasi karena bisa serasa. Berbekal pengalaman sebagai diplomat ulung, pesan itu memang sampai kepada Umar. Akhirnya Umar menikahi Ummu Kultsum bin Ali bin Abi Thalib.<o:p></o:p></span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Kesetaraan dan keserasian. Itu yang lebih menentukan daripada sekedar pesona <i>an sich</i>. Ibnu Hazem menjelaskan, kalau ada lelaki tampan menikahi perempuan jelek, atau sebaliknya, itu bukan sebuah keajaiban. Yang ajaib adalah kalau seorang lelaki meninggalkan kekasih yang cantik dan memilih kekasih baru yang jelek. “Saya tidak bisa memahaminya. Tapi memang tidak harus dijelaskan”.<o:p></o:p></span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Ibnu Hazem, imam terbesar pada mazhab Zhahiryah, yang menulis puluhan buku legendaries dalam fiqh, hadist, sejarah, sastra, puisi dan lainnya, lelaki tampan yang lembut dan seorang pecinta sejati, putera seorang menteri di Cordova, suatu ketika harus menelan luka: cintanya ditolak oleh seorang perempuan yang justru bekerja dirumahnya. Ibnu Hazem bahkan mengejar-ngejarnya dan melakukan semua yang bisa ia lakukan untuk mendapatkan cintanya. Tapi tetap saja ditolak. “Saya teringat, kadang-kadang saya masuk melalui pintu rumahku dimana gadis itu ada disana, untuk berdekat-dekat dengannya. Tapi begitu ia tahu aku mendekat ia segera menjauh dengan sopan dan tenang. Jika ia memilih pintu lain, maka aku akan kesana juga tapi dia akan pindah lagi ketempat lain. Dia tahu aku sangat mencintainya walaupun perempuan-perempuan tidak tahu hal itu karena jumlah mereka sangat banyak di istanaku”.<o:p></o:p></span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Begitulah lelaki yang memiliki semua pesona itu ditolak. Bahkan ketika suatu saat Ibnu Hazem menyaksikan gadis itu menyanyi di istananya, Ibnu Hazem benar-benar terpesona dan makin mencintainya. Tapi ia hanya berkata dengan lirih: “Oh, nanyian itu seakan turun kehatiku, dan hari itu tidak akan pernah kulupakan sampai hari ketika berpisah dengan dunia”. Oh, lelaki baik yang terluka oleh hukuman keserasaan dan keserasian.<o:p></o:p></span></p> <p style="line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Oleh: Anis Matta, Lc
<br /><span style="font-style: italic;"><span style="font-size:78%;">Sumber: Majalah Tarbawi Edisi 129 Th.7/Shafar 1427 H/30 Maret 2006 M</span>.</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:12pt;" ><o:p> </o:p></span></p> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-83811237890948284212011-03-23T21:41:00.000-07:002011-03-23T21:44:13.002-07:00Menikah, Menjemput Janji Allah di Telaga Kenikmatan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEityD6uQM68XuEWKFoTtSZWuPgz4DvrICW9EkloIPmZHyQWlSBI3JPLRdGMcGXalKDvz6F9Mwmhodw805fSce2S0zZSAGeroso4wztokT1yxOD6tYKDSPX2GxmvzItBhagYiqOJoPGskGIa/s1600/menikah.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 150px; height: 113px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEityD6uQM68XuEWKFoTtSZWuPgz4DvrICW9EkloIPmZHyQWlSBI3JPLRdGMcGXalKDvz6F9Mwmhodw805fSce2S0zZSAGeroso4wztokT1yxOD6tYKDSPX2GxmvzItBhagYiqOJoPGskGIa/s400/menikah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5587502518677692898" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">|</span> Dalam rentang waktu satu minggu ini saja, saya mendapatkan setidaknya tiga buah undangan pernikahan. Mereka mau mengakhiri masa lajangnya, mengikuti sunnah Rosulnya dan menggenapkan separo Dien-nya, MENIKAH. <p>Semoga pernikahan kalian barokah, proses dan segala pernak-pernik pernikahannya juga barokah, dan tentunya masyarakat sekitar juga mendapatkan barokah atas pernikahan ini.</p> <p>Menikah, sebuah kata yang selalu menarik untuk saya dengar dan bicarakan. Bukan karena saya sendiri telah menikah, bukan pula karena kita akan makan enak untuk perbaikan gizi dengan mendatangi wedding party-nya, dan juga bukan karena saya suka menikah, terlebih bukan karena saya ingin menikah lagi.</p> <p>Wah kalau yang ini sih bakalan ada Perang Dunia Jilid III dalam keluarga saya. Lebih menarik lagi kalau yang menikah anak-anak muda, senang sekali rasanya mendengarnya. Jadi ingin muda lagi deh.</p> <p>Dalam bukunya M. Fauzil Adzim-Kado Pernikahan Untuk Istriku-, saya pernah membaca sebuah kalimat “Menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki”. Mungkin karena begitu banyaknya pintu rizki itu dan ternyata menikah adalah salah satu dari pintu-pintu itu.</p> <p>Bisa jadi tidak ada bukti ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan untuk membuktikan hal ini, karena keyakinan ini akan didapat hanya dengan paradigma Iman, keyakinan yang utuh dan tidak ragu sedikitpun atas janji Allah sebagai Tuhan pemberi rizki pada semua makhluk-Nya.</p> <p>Saat pertama kali dihadapkan dengan pertanyaan ‘menikah’ dalam hidup saya, perasaan ragu, bimbang, takut dan tidak percaya diri berkecamuk dalam pikiran, mengingat saya hanya seorang buruh berpenghasilan 500 ribuan perbulan.</p> <p>Membayangkan bagaimana saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga, susah sekali saya menemukan keyakinan, apalagi bukti— bahwa seorang saya hanyalah menjadi perantara Allah memberi rezeki kepada makhluk-Nya yang ditakdirkan menjadi istri atau anak kelak.</p> <p>Tapi pernikahan memang tidak bisa dihitung secara matematis, karena campur tangan Allah sungguh dominan disana. Jika kesiapan menikah diukur dari kemampuan materi, sungguh nestapanya orang-orang papa.</p> <p>Apalagi setelah saya bekerja di negara orang seperti saat ini, saya menemukan banyak teman kerja dari Indonesia yang sudah mempunyai posisi bagus dan berpenghasilan di atas 50 juta tapi masih belum mampu menemukan keyakinan dalam hatinya untuk mengakhiri masa lajangnya.</p> <p>Lalu apa sebenarnya janji Allah untuk orang-orang yang akan melangsungkan pernikahan? Sepanjang yang saya pahami inilah kira-kira janji Allah yag harus kita jemput.</p> <p>“Dan nikahkanlah orang–orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba–hamba sahayamu lelaki dan hamba-hamba sahaya yang perempuan, Jika mereka miskin Allah akan mengayakan mereka dengan karuniaNya. Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur [24] : 32)</p> <p>Dari ayat ini dengan sangat jelas Allah Subhanahu wa ta’aala berjanji akan mengayakan orang yang miskin jika mereka menikah karena mengharapkan ridhoNya. Dimana janji Allah merupakan sesuatu yang pasti dan tidak pernah Ia ingkari.</p> <p>Oleh karena itu tidak ada lagi yang membuat kita ragu untuk menikah. Melangkahlah dengan pasti menuju keridhoan Allah Azza wa Jalla dengan menjalankan salah satu syari’at-Nya yaitu menikah.</p> <p>Ada pula sabda Rasulullah, “Menikahlah maka kau akan menjadi kaya”. Mungkin secara logika akan sangat sulit dibuktikan statemen-statemen tersebut. Sebuah keniscayaan, akan banyak pertanyaan paling rewel dari makhluk bernama manusia, “Bagaimana mungkin saya akan menjadi kaya sedangkan saya harus menanggung biaya hidup istri dan anak?”</p> <p>Dalam beberapa hal yang berkaitan dengan interaksi sosial juga tidak bisa lagi saya sikapi dengan gaya para lajang yang simple, cuek serta penuh dengan konsep-konsep idealis. Contoh saja, kalau ada keluarga mertua, tetangga atau teman yang hajatan, menikah dan sebagainya.</p> <p>Sunatullah berbanding lurus dengan keyakinan manusia, dengan sepenuh keyakinan hati dan iman, mari kita jemput janji Allah di telaga kenikmatan bernama MENIKAH.</p> <p>Loh kenapa telaga kenikmatan? Menikahlah segera, niscaya anda akan tahu jawabnya. Wallahu'alam.<br /></p><p><em style="color: rgb(102, 102, 102); font-style: italic;">Oleh</em><span style="color: rgb(102, 102, 102); font-style: italic;"> </span><span style="color: rgb(102, 102, 102); font-style: italic;">Ali Alfarisi /eramuslim</span><b><br /></b></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-83579023793543771622011-03-18T23:05:00.000-07:002011-03-18T23:10:32.267-07:00Mencari Sakinah dengan Mawaddah dan Rohmah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP6VftXDoRlJE3lxDQDtvk_z5-GnbzFok6WaL9v4TfdoZ7J6LYRMLFK5JcgTvHiCgTbMulwlze0neHMbeyzIM4AakGm8s2U6TOhNydLePi-YzD3Xipk4ThgkgJ48fq05MVbhA0dmdJ7fcF/s1600/salam.thumbnail.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 128px; height: 102px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP6VftXDoRlJE3lxDQDtvk_z5-GnbzFok6WaL9v4TfdoZ7J6LYRMLFK5JcgTvHiCgTbMulwlze0neHMbeyzIM4AakGm8s2U6TOhNydLePi-YzD3Xipk4ThgkgJ48fq05MVbhA0dmdJ7fcF/s400/salam.thumbnail.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5585668965197580962" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">| </span>Bismillahirrahmanirrahim.. <p>Mudah-mudahan tulisan ini akan berguna buat teman-teman yang akan melangsungkan pernikahan, mengadakan perjanjian mitsaqon Gholizho yang suci, menggenapkan Ad-din. Kita senasib lhooo hee. Yuk baca bareng-bareng</p> <p>For me, today is H-5 to my wed-day. Well, it means nothing without preparation. Setidaknya ada 3 hal yang harus dipersiapan dan terus diperbaharui sebelum dan sesudah pernikahan, kata Murabbiku: Iman, Ilmu, dan Amal.</p> <p>Saya boleh menambahkan satu poin lagi? Silaturahim. Karena dengan silaturahim kita bisa mendapatkan banyak doa kemudahan dan keberkahan. Toh ukhuwah yang lahir dari silaturahim akan membawa kebaikan untuk kita kan? Asiiiik!</p> <p>Tapi di tulisan ini, saya akan lebih mengangkat tentang salah satu ilmu atau informasi dasar terkait pernikahan. Dasaaaaaar banget. Bahkan ini bisa menjadi prinsip yang kuat, tekad bersama, visi yang terus dikejar. Apa hayooooo... Heee..</p> <p>Gak jauh-jauh dari kata-kata yang biasa didoakan teman-teman kepada kita yang mau nikah kok. Yup, betul! Sakinah.. mawaddah.. rohmah.. (dan di akhir bisa ditambah dengan dakwah).</p> <p>3 kata doang. Simpel. Gampang pula ngucapinnya dalam setiap doa. Menjadi 3 rangkaian kata yang indah dan membahagiakan bagi kita yang di doakan. Tapi apa kita benar-benar sudah memaknai kata-kata ini di dalam hati? Menjadi prinsip, tekad dan visi yang menghujam teguh? Sudah kita</p> <p>persiapkan untuk menjadi dinding-dinding rumah tangga yang akan kita bina nanti?</p> <p>Bentar, saya menghelas nafas dulu. Mencoba meresapi kembali makna dari 3 kata itu sebelum saya ejawantahkan ke dalam tulisan (gaya!). Well, tapi kayaknya tulisan dari ASMA NADIA di buku SAKINAH BERSAMAMU bakal lebih mudah diartikan. Jadi saya kopas aja yah heee.. (Udah sok sok menghela napas tetep aja jatohnya kopas! Dasar (mantan) mahasiswa :P ).</p> <p>Yaaaaah, kecewa deh pembaca hee.. Gak usah mikirin kopas-nya yaaah, yang penting isinya insya Alloh bermanfaat. Kan mau bagi-bagi ilmuuuu *(geles aje kayak bajaj, Ang!)</p> <p>Tentang “Sakinah”</p> <p>Ini bukan tentang Ukhti Sakinah yah! (Gak lucu, Ang! Buruan deh jelasin!). Nah, begini nih kata Mba Asma Nadia..</p> <p>“Alloh berfirman: Litaskuunuu ilaiha, artinya agar kau berteduh walai para suami kepada istrimu. Litaskuunuu berasal dari kata sakana yaskunu (berdiam atau berteduh). Dari kata sakana muncul istilah sakinah yang berarti tenang. Dalam firman yang lain, Alloh SWT. Berkata: “alaa bidzikrillahi tathma’innul quluub, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenang (QS. Ar-Ra’d: 28).”</p> <p>Ya udah begitu deh Sakinah! Kayaknya udah jelas bahwa makna sakinah adalah ketenangan, rasa teduh, nyaman. Ini adalah hal yang diidamkan para suami kepada istrinya kan yah? “Ketika melihatnya menentramkan hati”, kata seorang lelaki saat mengutarakan ciri-ciri istri idamannya.</p> <p>Terus istri seperti apa yang menjadi idaman? Jawabannya adalah istri yang suka ngegosip, cemburuan tanpa alasan, gak bisa ngurusin rumah, anak ditinggalin, ngomel-ngomel mulu! Itu dia jawabannya!!!</p> <p>Protes? Gak suka sama jawabannaya? ALHAMDULILLAAAAAH, berarti hati pembaca ‘berontak’ yah saat mendapatkan jawaban yang gak seharusnya? Hee, setidaknya secara gak sadar kita tahu bahwa seorang istri idaman yang bikin tenang jika dipandang SAMA SEKALI BUKAN YANG SEPERTI ITU. BETUL, KAMU WAJIB PROTES. Memang bukan itu jawabannya, saya hanya mengetes kejujurna hati *jiah! Jitakin Anggi!</p> <p>Hati manusia sebenarnya gak bisa berbohong. Sungguh! Karena hati adalah corong satu-satunya Alloh terhadap kita. Ada bagian kecil dari hati kita yang gak bisa diganggu gugat sama kebohongan. Melihat yang bathil dikit, dia langsung meng-alarm-kan diri. Cuman kadang manusianya yang tuli. Bukan hati yang sudah kotor, tapi kita yang gak jujur pada hati kita sendiri.</p> <p>Nah, kebahagiaan adalah ketika hati kecil kita merasa tenang. Lalu bagaimana itu tenang? Yah itu, kembali kepada QS. Ar-Ra’d ayat 28. Itu aja! Titik! Ketika kita merasa jauh dari Alloh, maka di situlah hati kita merasa gusar. Jujur aja gak apa-apa kok. Gak usah tengsin. Kan jujur sama diri sendiri, gak pake konferensi pers kok. Iya kan? Bener kan? Dosa itu emang membuat hati menjadi gak tenang. Itu Pasti!</p> <p>Nah, terkait dengan sakinah dalam rumah tangga, maka rumus untuk mewujudkannya adalah yah itu.. mengingat Alloh. Menjadikan Alloh sebagai darah dalam setiap tubuh rumah tangga. Tanpanya kita akan lemas tak berdaya, pucat pasi, dan lama-lama akan mati. Mengingat Alloh itu banyak.. banyaaaaak!</p> <p>Rukun Islam itu ibadah-ibadah mengingat Alloh. Sholat terutama dan yang paling utama karena di dalamnya terdapat dzikrullah dan ayat-ayat-Nya (Ingat ibadah yang pertama kali diperhitungkan oleh Alloh itu sholatnya lhoo). Trus apa lagi? Mau yang paling ringan? Senyum! Itu juga ibadah! Tapi senyum yang bagaimana? Tentu saja senyum yang diniatkan untuk beribadah pada Alloh.</p> <p>Bukan senyum yang sengaja dipasang buat ngedapetin perhatian seseorang yaaah. Lurusin niatnya booo. Sebenarnya apa saja menjadi bernilai ibadah ketika dilakukan dengan niat lurus karena Alloh koook. Insya Alloh mengandung pahala, dan yang namanya pahala pasti membahagiakan hati, sebesar apapun pengorbanan yang sudah dilakukan. Insya Alloh. Seperti cerita putri tercinta Rasulullah, Fatimah, yang sempat mengeluh saat harus menggiling dan menumbuk padi (ampe menangis karena saking beratnya). Tau ceritanya gak? Gak?!</p> <p>Lalu siapa yang harus berperan dalam menciptakan sakinah dalam rumah tangga? Semua. Termasuk khodimat kalau kita punya. Ya suami, Ya istri, ya anak-anak, ya orang tua, ya mertua. Kata Mba-mba yang sudah berpengalaman bertahun-tahun dalam pernikahan, insya Alloh kebagaiaan dan ketenangan hakiki itu nyata ketika kita melihat suami atau anak-anak kita rajin ibadahnya.</p> <p>Apalagi kalau dilakukan bersama-sama. Subhanallah... Kalau bisa dikatakan, mungkin sakinah ini menjadi dasar harapan bagi suami-istri dalam menjalankan rumah tangganya yang bahagia yah.. bahagia lahir bathin (mauuuuu). Makanya mungkin karena makna yang begitu mendasar itunya “sakinah” diletakan paling awal daripada dua saudara kembar lainnya: Mawaddah, Rohmah.</p> <p>Tentang Mawaddah</p> <p>Lets baca kopas-an dari Mba Asma Nadia di bukunya Sakinah Bersamamu..</p> <p>“Mawaddah, berarti cinta. Tanpa mawaddah kehidupan keluarga akan terasa hampa dan menjenuhkan. Mawaddah biasanya sangat bersifat pribadi. Ia terlepas dari persoalan fisik. Itulah sebabnya Alloh memberikan penyeimbangnya, yakni Rohmah agar saat cinta mulai kehilangan cahaya, masih ada semangat rahmah yang menjaganya”</p> <p>Hmm... mungkin maksud mawaddah di sini seperti cinta pada umumnya kali yah. Cinta-cinta yang biasa dijadikan tema paling yahud di dunia persinetronan, dunia permusikan, dunia pergosipan, dunia persilatan (?). Tapi yah itu kan, tiada yang abadi. Kadang cinta yang ada semakin membesar, semakin mantap dan indah.</p> <p>Namun suatu hari bisa juga menyusut seiring dengan perjalanan waktu. Bisa jadi karena bosan atau apalah saya belum tahu. Tapi memang seperti itu, katanya, dalam sebuah penikahan (“katanya” karena pan aye belum nikah).</p> <p>Cinta yang sudah ada, harus di jaga, di update, di scan dari virus-virus, di healing, diperbaharui, diinovasikan (caranya selama tetep syar’i), karena kalau kagak ia bisa saja berkurang.</p> <p>Thats why, kewajiban istri itu bukan hanya melayani suaminya tapi juga menjaga pandangan suaminya (karena dari mata jatuhnya ke hati). Huuuu berat yah? Belum tahu sih karena saya belum nikah (akan! Bismillah,, perlancar ya Rabb #numpangdoa :P).</p> <p>Yah, kita anggap saja peran ini tantangan. Toh suami juga manusia kan? (lagi-lagi kata mba Asma Nadia hee. Soalnya saya sih berharapnya suami saya nanti sadar diri kalau dia sudah beristri jadi awas aja kalo macam-maca :P). Ya udah segini aja tentang mawaddah, soalnya dia harus dijabarkan bersama dengan rohmah, si penyeimbangnya.</p> <p>Tentang Rohmah</p> <p>Di bukunya Mba Asma Nadia, “Rohmah artinya kasih sayang, diambil dari kata rohima yarhamu. Kata rohmah lebih bermakna kesungguhannya untuk berbuat baik, apalagi kepada keluarga.</p> <p>Kata rohmah lebih mencerminkan sikap saling memahami kekurangan masing-masing lalu berusaha untuk saling melengkapi. Sikap ini menekankan adanya saling tolong menolong dalam bersinergi, sehingga kekurangan berubah menjadi kesempurnaan. Sikap rahmah pun lebih sering berperan ketika semangat cinta mulai menurun.</p> <p>Nah, itulah mengapa mawaddah dan rohmah bagai romeo dan juliet yang jika keduanya ada, maka romantika rumah tangga menjadi sempurna. Tanpa Juliet, Romeo rela bunuh diri. Tanpa Romeo, Juliet rela pura-pura mati.</p> <p>Mungkin maksudnya Asma Nadia, jikalaupun mawaddah itu sedang menurun, setidaknya tidak ujug-ujug menjadi cuek pada suami dan anak-anak, sehingga kesempatan cinta kembali bersemi akan selalu ada. Jadi cinta yang dimiliki tidak seenak jidat pindah ke lain hati. Hooo gitu yah.. Hmmm baiklah..</p> <p>Tentang Dakwah</p> <p>Simpel! Kalau kata guru ngajiku, pada dakwah inilah letak amal kita setelah menikah. Jadi jangan membayangkan amal itu hanya untuk kita dari dari kita (baca: keluarga), tapi dari dari kita, untuk masyarakat. Kan kita gak ingin masuk ke surga tanpa tetangga.</p> <p>Nah, itulah mengapa Alloh menyerukan kita untuk berdakwah: menyampaikaan apa-apa yang benar. Misalnya menjadi tauladan keluarga muslim yang baik, atau menjadi ustadz di daerah tempat tinggal kita. Kan biasanya kalau ustadz lebih didengar tuh sama ibu-ibu hee. Yah intinya begitu, setelah kita mendapat kebaikan, maka sebarkan lagi kebaikan itu. Kita dapet pahala juga. Bisa jadi amal jariyah karena bentuknya ilmu.</p> <p>.“Well,.. sebentar lagi.”</p> <p>“Bahagia?”</p> <p>“Of Course!!!”</p> <p>“Deg-deg-an gak?”</p> <p>“Iyalah!”</p> <p>“Kenapa?”</p> <p>“Karena takut”</p> <p>“Lho takut apa?”</p> <p>“Takut tidak mampu menjadi istri dan ibu yang shalehah.”</p> <p>Ia pun tersenyum sambil memelukku.</p> <p>Katanya, “husnudzon, Ang. Alloh menurut prasangka hamba-Nya. Ikhtiar dan luruskan niat menikahmu.”</p> <p>Aku menatapnya dalam. Ah, Terimakasih hati.. Terima kasih ya Rabb..</p> <p>.Maha Besar Alloh yang menciptakan laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan.</p> <p>Maha Besar Alloh yang mempertemukan dan mengaitkan tali suci pada kita dan jodoh kita.</p> <p>Maha Besar Alloh yang telah menumbuhkan cinta diantara keduanya.</p> <p>Maha besar Alloh yang telah mengaruniai kasih dan sayang pada hati-hati kita.</p> <p>Maha besar Alloh yang telah mengkaruniai kita keturunan-keturunan yang sholeh-sholehah.</p> <p>Maha besar Alloh yang telah menjadikan kita keluarga yang sakinah, mawaddah mawarohmah.. dakwah.</p> <p>Maha besar Alloh yang selalu ada pada jiwa-jiwa yang terbuka.</p> <p>Jakarta, 14 Maret 2011, 10:37<br />Cinta adalah hamdalah, karena tanpanya ia hanya akan menjadi duka (Ang, 2011)</p><p><em>Oleh</em> <b>Dwi Asri Anggianasari</b></p><p>|eramuslim.com/<a href="http://keanggian.wordpress,com/">keanggian.wordpress.com|</a></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-24500530869974819442011-03-15T01:48:00.000-07:002011-03-15T01:53:48.887-07:00Refleksi untuk Ikhwan wa Akhwat fillah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio-cPVj2D9gVNZoWdoGpdzapt6pUS-7cVrJaIW77yuisMOfLA7oSetVsQ01Lrlbp8_xzPZXIwbqfjei1AmOkaAUigZGeQUyM_hWi142xy1_tfFJwbQNYBsk8XXd1gnnqlV-KMTAYHjF9_2/s1600/Refleksi+untuk+Ikhwan+wa+Akhwat+fillah.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 214px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio-cPVj2D9gVNZoWdoGpdzapt6pUS-7cVrJaIW77yuisMOfLA7oSetVsQ01Lrlbp8_xzPZXIwbqfjei1AmOkaAUigZGeQUyM_hWi142xy1_tfFJwbQNYBsk8XXd1gnnqlV-KMTAYHjF9_2/s400/Refleksi+untuk+Ikhwan+wa+Akhwat+fillah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5584227109289220034" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">|<span style="font-style: italic;"> </span></span><span><span style="font-style: italic;">Ya Muqollibal Qulub Tsabbit qolbi ‘alad diinik…<br />Ya Muqollibal Qulub Tsabbit qolbi ‘alad da’watik…<br /></span><br />Love is a give (Cinta adalah berkah)…<br />Bahkan salah seorang ikhwah mengatakan:<br />Love is the essence of life (Cinta adalah inti sari kehidupan)…<br />Cinta 4JJI yang membuat bumi ada…<br />Cinta 4JJI yang membuat sang surya bersinar…<br />Cinta antar manusia yang membuat hidup tenteram dan nyaman…<br />Ketika kita mencintai, tidak ada kata pamrih disana…<br />Yang ada hanya memberi tanpa mengharap menerima…<br /><br />Mirip seperti itulah hakikat menjadi da’I…<br />Dia harus siap mengorbankan hidup dan matinya demi da’wah…<br />Dia selalu memberi utk Islam, tanpa mengharapkan menerima utk setiap kerja da’wahnya…<br />Itulah ikhlash…<br />Siap menjadi jundi dan pada saat yang sama siap menjadi qiyadah…<br />Siap mengeluarkan uang utk da’wah…<br />Siap mengeluarkan tenaga utk da’wah…<br /><br />Ana teringat kata Ust. Darlis:<br />Bahwa hubungan ikhwan dan akhwat aktivis da’wah adalah seperti saudara…<br />Cukup sampai disana…<br />Kalaupun terjadi gangguan hati yang merupakan sunnatulloh akibat adanya interaksi,<br />Tidak akan melebihi taraf SIMPATI antar kader<br />(SIMPATI : SIMPan dAlam haTI)…<br />Kecuali 4JJI memberikan kesempatan padanya utk menyelesaikan setengah agamanya…<br /><br />Jika 4JJI telah menentukan jodoh utk kita, bahkan sebelum kita lahir,<br />Mengapa kita takut menjadi perawan tua atau jejaka jomblo…?<br />Masih panjang langkah da’wah kita…<br />Masih begitu banyak lahan da’wah yang belum kita jamah…<br />Ada satu hal yang akan datang dengan sendirinya pada anda, yaitu Jodoh…<br />Sehingga jangan sampai hal ini membuat kita ragu akan janji 4JJI pada kita…<br />Jangan sampai da’wah kita berpenyakit hanya karena masalah ini…<br />Sangat cengeng dan kekanak-kanakan,<br />Bila sampai ada aktivis da’wah yang terjangkiti hal ini (VMJ: Virus Merah Jambu)…<br /><br />Da’wah adalah sesuatu yang suci…<br />Qod aflaha man zakkaha (Beruntunglah orang yang membersihkan diri)…<br />Wa qod khoba man dassaha (Dan celakalah orang yang mengotori dirinya)…<br /><br />Sehingga orang yang berhak dan akan bertahan dalam jalan ini,<br />Adalah orang yang niat ikhlash membersihkan dirinya…<br />Dia ikut tarbiyah dengan keikhlashan,<br />Bukan karena ingin menikah dengan akhwat berjilbab…<br /><br />Dia beraksi dan berdemonstrasi utk menyuarakan yang haq didepan penguasa yang zholim (HR Bukhori Muslim)…<br /><br />Bukan ingin ketenaran…<br />Dia berda’wah ingin menuju Jannah-Nya,<br />Bukan ingin mendapatkan jabatan, fans atau lainnya…<br /><br />Ingat ikhwan wa akhwat fillah,<br />Seperti disampaikan Ust. Amirudin:<br />Utk ikhwan…<br />Bila anda istiqomah di jalan da’wah ini,<br />Bidadari telah menanti anda di syurga nanti…<br />Utk Akhwat…<br />Bila anda istiqomah di jalan da’wah ini,<br />Anda lebih baik dari bidadari yang terbaik yang ada di syurga…<br /><br />Kebenaran hakiki hanya milik 4JJI…<br />Dan di yaumil qiyamah kelak akan ditentukan<br />kebenaran akan hal2 yang kita perdebatkan…</span><span style="font-weight: bold;"><br /></span><span style="font-style: italic;">|blog.iqbalir.com/irmatorik.com|</span><span style="font-weight: bold;"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-90269535303075044142011-03-14T01:57:00.000-07:002011-03-14T02:00:35.954-07:00Untuk Ukhtiku Tersayang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW42hw_nEa88eegYWZrUF1he4l8AiUqzB7tQcceZ8cOoWKNi7ycNY0Ao5l-sgtZA2yHxftESZ9GurC0kVbmrb3bUoejIfqJO0QjU4riwOByNNrf_zGc5M2-fXSgLWLAcWPFRi5IFRluCK1/s1600/Copy%252Bof%252BSOLEHAH.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 214px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW42hw_nEa88eegYWZrUF1he4l8AiUqzB7tQcceZ8cOoWKNi7ycNY0Ao5l-sgtZA2yHxftESZ9GurC0kVbmrb3bUoejIfqJO0QjU4riwOByNNrf_zGc5M2-fXSgLWLAcWPFRi5IFRluCK1/s400/Copy%252Bof%252BSOLEHAH.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5583857652227682866" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">| </span> Dear Ukhti………<br />apa kabar imanmu hari ini<br />semoga selalu menapak maju<br />apa kabar hatimu hari ini<br />semoga selalu bersih dari debu juga kelabu<br />apa kabar cintamu hari ini<br />semoga selalu berpeluh rindu pada Nya...<br /><br />Ukhti..<br />sungguh indah hidup setelah menikah<br />apa yang sebelumnya haram menjadi halal<br />semua perbuatannya mendapat pahala yang berlimpah di sisiNya<br />suka duka dilalui berdua<br />senang sedih ada yang menemani<br />tawa tangis pun bersama<br /><br />Ukhti..<br />menikah adalah setengah dien<br />dan ia menggenapkan dien menjadi satu<br />sungguh, menikah seperti melihat dunia lain yang tiada pernah<br />dikunjungi sebelumnya<br />apa yang tidak bisa dilihat sebelum menikah kini tidak lagi<br />seakan membuka mata kanan yang sebelumnya belum pernah dibuka<br />begitu luas, begitu indah, hingga Rasul pun menyunnahkan suatu<br />pernikahan ini<br />"bukan termasuk ummatku, jika ia berkeinginan tidak menikah..."<br /><br />Ukhti..<br />menikah adalah keputusan besar dari suatu perjanjian berat<br />pernah ada yang berkata..<br />"saat akad diucapkan Arsy tertinggi berguncang karena suatu perjanjian<br />berat diucapkan, karena itu saat akad terjadi ada tangis disana..tangis<br />suka, tangis duka..."<br />Allah menjadi saksi karena Dia Yang Maha Melihat lagi Menatap<br />dan setiap undangan yang datang akan mendoakan pernikahan ini<br /><br />Ukhti..yang sedang menanti "terkasih"<br />nanti-lah dengan sabar<br />sungguh, Allah Maha Tau yang terbaik untuk dirimu<br />siapkan dirimu, hatimu..<br />sangat mudah bagiNya memberikan "terkasih" untukmu ataupun tidak<br />berharap dan mintalah padaNya..<br />pemilik alam raya dan pencipta "terkasih"mu<br /><br />Ukhti..yang sedang menjelang akad<br />berdoa-lah selalu padaNya<br />penentu segalaNya...<br />mohon petunjukNya jika "terkasih" adalah yang terbaik untukmu<br />kemudahan, juga kelancaran dalam peristiwa besar nanti<br />sungguh, Allah Maha Tau yang terbaik untuk dirimu..<br />siapkan dirimu, hatimu..<br /><br />Ukhti..yang telah menikah<br />jagalah nikmatNya yang besar ini<br />hanya dengan izinNya dirimu dan "terkasih"mu bersatu, tiada yang lain<br />jadilah penyejuk hati dan pandangannya..<br />menjadi istri sholehah dambaan..<br /><br />Ukhti..<br />bahagiamu adalah bahagiaku<br />sedihmu juga sedihku<br />tawamu, tawaku juga<br />tangismu adalah tangisku<br />semoga Allah Yang Maha Indah,<br />memudahkan langkah ini..<br />memberikan yang terbaik menurutNya<br />dan menjadikan wanita dan istri juga ibu sholehah<br />|sorce:blogsebelah|Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-59051271822016758992011-03-09T19:35:00.000-08:002011-03-09T20:00:20.229-08:00Dialah PEREMPUAN (khususnya untuk para lelaki)<span style="font-family: verdana;font-size:100%;" ><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjRqjJrf6cUeDMT_7ke_xOjb2zkdSZxVsu9LLPZO-4y6uJkcAUkmJuexqI5GJq1f-LCibvuclK0zvV4TyLHOxWNsd-JAV50fo7YciUqSyzKK1jNgC7Xdl7X_1UI3JhBzLkmR18nrW4ci2P/s1600/akhwat+solehah.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 140px; height: 184px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjRqjJrf6cUeDMT_7ke_xOjb2zkdSZxVsu9LLPZO-4y6uJkcAUkmJuexqI5GJq1f-LCibvuclK0zvV4TyLHOxWNsd-JAV50fo7YciUqSyzKK1jNgC7Xdl7X_1UI3JhBzLkmR18nrW4ci2P/s400/akhwat+solehah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5582290822038480402" border="0" /></a></span><div style="text-align: justify; font-family: verdana;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);font-size:100%;" >IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;font-size:100%;" >dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;font-size:100%;" >COM</span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >| </span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.</strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong></strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.</strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu Tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu. Dialah yang akan menutupi kekuranganmu.</strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong></strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki : perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele...hingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu. Dialah yang akan menyelesaikan bagiannya...sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.</strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong></strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan.</strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.</strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong></strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.</strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong></strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akuratBahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-lakiTetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... Kata-kata yang lembut... Ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... Namun baginya sangat berarti... membuatnya aman di dekatmu....</strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong></strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes. Sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai Dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang... Seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.</strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong></strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Ia lembut bukan untuk diinjak. Rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya.... Tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki......Itu akan menyita seluruh hidupnya..........</strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong></strong></span><br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><strong>Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki. Karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... Apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu. Keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana.... karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... Karena kau dan dia adalah satu.... Dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu. |@iqbalir|<br /></strong></span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-55862321258780396202011-03-07T19:04:00.000-08:002011-03-07T19:09:47.299-08:00Sampe Kapanpun Kau Tetap Yang Ter...muah Di Hatiku<span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);font-size:100%;" >IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;font-size:100%;" >dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;font-size:100%;" >COM</span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >| </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" >"Muah... iiih gemes banget!" atau, "Duuh... buah hatiku, belahan jiwa, cup sayang dulu, muah...!" merah deh tuh pipi. Kadang, yang dicium tersipu malu, hidung kembang kempis, jempol pun mendadak gede. Gak peduli kempot atau jerawat di pipi, apapun yang terjadi, muah...<br /><br />Idih... ini bukan 'muah-muah'-an yang gak syar'i lho. Muah... bisa aja antara suami dan istri kan? Muah... juga selayaknya sering kita tunjukkan kepada anak sang buah hati, sebagai ungkapan cinta dan sayang, muah...<br /><br />Namun, waktu tak pernah berhenti berlari mengiringi keriputnya kulit pipi sang istri, dan kempotnya sang suami, muah... pun jarang terlihat dan terdengar. Saat baru menikah, "Bye... bye... Ummi, hati-hati di rumah ya, assalaamu'alaykum, muah...," diiringi senyum lebar dan doa sang istri yang tak lupa ngebalas, muah...<br /><br />Buah hati lahir, satu, dua, bahkan lebih, kesibukan dan usia pun bertambah, muah... perlahan-lahan senyap, gak tau rimbanya. Atau bisa jadi, muah... hanya untuk pipi mulus si kecil, tidak lagi untuk istri yang pagi-pagi sibuk dengan perlengkapan perang dapurnya sambil belepotan bumbu masakan.<br /><br />Menjadi tua, bukankah itu penyakit yang kata Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam emang gak ada obatnya? Saat remaja, duhai wajah sungguh cantiknya, kulit bersih, mulus dan licin penuh perawatan segala jenis ramuan serta vitamin, namun masa tua pastilah datang. Juga wajah tampan rupawan hingga menjadi finalis Cover Boy majalah-majalah remaja, bukanlah jaminan akan selalu sedap dipandang.<br /><br />Jelita, wajah mulus tanpa noda, tubuh langsing dengan berat ideal karena aerobik gak pernah ketinggalan, mungkin seperti ini kriteria Sang Pangeran. Tuan Puteri pun tak ketinggalan mensyaratkan, Sang Pangeran mesti ganteng tampan rupawan, tak tampak lemak di badan, mungkin seperti sosok binaragawan. Salahkah jadi sebuah impian? Onde mande... banyak nian yang diharapkan.<br /><br />Cantik... boleh aja, kan sebuah fitrah. Demikian juga harapan agar sang Arjuna laksana binaragawan yang tampan menawan, atau bagai Gatot Kaca si otot kawat tulang besi, hingga sang akhwat ngerasa banget terlindungi. Namun, kriteria fisik itu sangatlah nisbi. Contohnya, ada yang suka dengan akhwat atau ikhwan yang berkulit putih, tapikan juga ada yang bilang kalo, "Hitamlah hitam si tampuk manggis, walaupun hitam kupandang manis," atau "Buah manggis buah durian, hitam manis jadi rebutan." Nah lho...<br /><br />Cantik fisik bagaimanapun hanyalah sedalam kulit, tampak indah di mata. Saat tua menjelang, lekukan yang tak diharapkan mungkin mengurangi kejelitaan atau ketampanan. Emang... yang terbaik adalah kecantikan akhlak dan budi pekerti, karena tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan. Kecantikan dalam ini adalah karunia yang tak ternilai harganya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena segala gerak tingkah lakunya selalu memancarkan keindahan akhlak, kebaikan, dan ketulusan yang kalau dipelihara takkan hilang hingga akhir hayat dikandung badan.<br /><br />Karena itu Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam lebih menekankan agar dalam memilih akhwat yang terpenting adalah agama-Nya, sebab kalau tidak demikian niscaya kamu akan celaka, baru dibarengi harta, keturunan dan kecantikannya (Hadits Shahih Riwayat Bukhari 6:123, Muslim 4:175). Dan, ketakwaan ikhwan adalah dasar utama bagi seorang akhwat untuk menentukan pasangan, sebagaimana Ali bin Abi Tholib radhiyallahu'anhu pernah mengatakan, jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya tidaklah ia akan menzaliminya.<br /><br />Pasangan yang menikah karena cinta yang teramat dalam kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, bagaikan sebatang pohon di tanah yang subur, akarnya selalu erat mencengkeram, rimbun daunnya melindungi dari panas dan hujan, serta buahnya akan memberi kenikmatan. Saking dalamnya, muah... sebagai salah satu ungkapan cinta akan selalu menghiasi kehidupan rumah tangga, tanpa peduli keriput Sang Permaisuri atau kempotnya Sang Raja.<br /><br />Ya akhi wa ukhti fillah...<br />Ikatlah cinta suci karena akhlak serta budi pekerti, insya Allah akan selalu langgeng hingga akhir waktu nanti walau apapun yang akan terjadi, indah menghiasi diri serta mengurai mesra untaian kata 'Kau Tetap Yang Ter...muah Di Hati.'<br /><br />*Duhai kekasih hati / Kugubahkan nasyid ini<br />Sebagai tanda cinta suci / Dalam naungan Ilahi<br />Hari demi hari / Bersamamu kulewati<br />Dalam suka dalam duka / Dalam meniti ridho-Nya<br /><br />Ikrarkan bersama / Untuk tetap dijalan-Nya<br />Bahtera rumah tangga / Teladankan rasul mulia<br /><br />Didik putra-putri / Sebagai amanah Ilahi<br />Bekali akhlak imani / Jadikan mukmin sejati<br />Insya Allah...<br />(Notes: Dikutip dari lirik nasyid Dialog Dua Hati-Suara Persaudaraan)<br /><br />Wallahua'lam bi showab.<br /><br /></span><span style="color: rgb(0, 204, 204);font-family:trebuchet ms;font-size:85%;" >*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*<br />Al-Hubb Fillah wa Lillah,</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="color: rgb(0, 204, 204);font-family:trebuchet ms;font-size:85%;" >29 Agustus 2003 - 15:08</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="color: rgb(0, 204, 204);font-family:trebuchet ms;font-size:85%;" >Author: Abu Aufa</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-26370486097134315402011-03-03T20:05:00.000-08:002011-03-03T20:06:53.708-08:00Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga<span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">| </span><span style="font-family: trebuchet ms; color: rgb(0, 0, 0);">Cinta itu bunga; bunga yang tumbuh mekar dalam taman hati kita. Taman itu adalah kebenaran.<br />Apa yang dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan dan memekarkan bunga; Air dan matahari adalah kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari memberinya gelora kehidupan. Cinta,dengan begitu, merupakan dinamika yang bergulir secara sadar diatas latar wadah perasaan kita.<br /><br />Maka begitulah seharusnya Umar mencintai; menyejukkan, menenangkan, namun jua menggelorakan. Dan semua makna itu terangkum dalam kata ini; menghidupkan....<br /><br />Umar mungkin akan dekat dengan peristiwa ini; bagaimana calon istri Umar nanti melahirkan seorang bayi, lalu merawatnya, menumbuhkannya, mengembangkannya, menjaganya. Ia dengan tulus berusaha memberinya kehidupan.<br /><br />Bila Umar ingin mencintai dengan kuat, maka Umar harus mampu memperhatikan dengan baik, menerima apa adanya dengan tulus, lalu berusaha mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian merawat dan menjaganya dengan sabar. Itulah rangkaian kerja besar para pencinta; pengenalan, penerimaan, pengembangan dan perawatan.<br /><br />Apakah Umar telah mengenal sang calon istri dengan seksama? Apakah Umar udah mengetahui dengan baik titik kekuatan dan kelemahannya? Apakah kecenderungan-kacenderungannya ? Apakah Umar mengenal pola-pola ungkapannya; melalui pemaknaan khusus dalam penggunaan kata, melalui gerak motorik refleksnya, melalui isyarat rona wajahnya, melalui tatapannya, melalui sudut matanya?<br /><br />Apakah Umar dapat merasakan getaran jiwanya, saat ia suka dan saat ia benci, saat ia takut dan begitu membutuhkan perlindungan? Apakah Umar dapat melihat gelombang mimpi-mimpinya, harapan-harapannya? Pengenalan yang baik harus disertai dengan penerimaan yang utuh. Umar harus mampu menerimanya apa adanya. Apa yang sering menghambat dalam proses penerimaan total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau obsesi yang berlebihan terhadap fisik.<br /><br />Umar tidak akan pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam kecuali jika Umar dapat menerimanya apa adanya. Dan ini tidak selalu berarti bahwa Umar menyukai kekurangan dan kelemahannya. Ini lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan itu bukan kondisi akhir kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang. Dengan perasaan itulah seorang ibu melihat bayinya.<br /><br />Apakah yang ia harap dari bayi kecil itu? Ketika ia merawatnya, menjaganya dan menumbuhkannya, apakah ia yakin bahwa kelak anak itu membalas kebaikan-kebaikannya? Tidak.<br /><br />Semua yang ada dalam jiwanya adalah keyakinan bahwa bayi ini punya peluang untuk berubah dan berkembang, dan karenanya ia menyimpan harapan besar dalam hatinya bahwa kelak hari-hari juga lah yang akan menjadikan segalanya lebih baik.<br /><br />Penerimaan positif itulah yang mengantar kita kepada kerja mencintai selanjutnya; pengembangan. Pada mulanya seorang wanita itu adalah kuncup yang tertutup. Ketika ia memasuki rumah Umar, memasuki wilayah kekuasaan Umar, menjadi istri Umar, menjadi ibu<br />anak-anak Umar; UMARLAH YANG BERTUGAS MEMBUKA KELOPAK KUNCUP ITU, MENIUPNYA PERLAHAN, AGAR IA MEKAR JADI BUNGA.<br /><br />Umarlah yang harus menyirami bunga itu dengan air kebapakkan, membuka semua pintu hati anda baginya, gar ia dapat menikmati cahaya matahari yang akan memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan kebaikanlah bungu-bunga cinta bersemi, dengan ungkapan AKU CINTA KAMU boleh jadi akan kehilangan makna katika ia dikelilingi perlakuan yang tidak simpatik dan tidak mengembangkan.<br /><br />Apa yang harus Umar berikan kepada calon istri Umar adalah peluang untuk berkembang.... keberanian menyaksikan perkembangannya tanpa harus merasa bahwa superioritas Umar terganggu. Ini tidak berarti Umar harus memberi semua yang ia senangi, tapi berikanlah apa yang ia butuhkan.<br /><br />Tetapi setiap perkembangan harus tetap berjalan dalam keseimbangan, dan inilah fungsi perawatan dari rasa cinta. Tidak boleh ada perkembangan yang mengganggu posisi dan komunikasi. Itulah sebabnya terkadang Umar perlu memotong sejumlah ranting yang sudah kepanjangan agar tetap selalu terlihat serasi dan harmoni.<br /><br />Hidup ini adalah simponi yang kita mainkan dengan indah, maka duduklah sejenak bersama istri Umar nanti, tatap matanya lamat-lamat, dengarkan suara batinnya, getaran nuraninya, dan diam-diam bertanyalah pada diri sendiri APAKAH IA TELAH MENJADI LEBIH BAIK SEJAK HIDUP BERSAMA UMAR ?! mungkinkan suatu saat ia akan mengucapkan puisi Iqbal tentang gurunya :<br />DAN... NAFAS CINTANYA..... MENIUP KUNCUPKU..... MAKA ... IA MEKAR JADI BUNGA.<br /><br />Karangan Ust Anis Matta.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-53682178534336512672011-03-02T01:17:00.000-08:002011-03-02T01:19:03.199-08:00Cinta Dalam Pernikahan<span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 0);">IRMATORIK</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">dot</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">|</span> Dulu, ketika saya memutuskan untuk menikah, yang terbayang di benak saya adalah semua yang indah-indah. Betapa tidak, seumur hidup akan saya habiskan bersama orang yang saya cintai. <p>Berbunga-bungalah hati ini saat sang pujaan hati datang pada ayah bunda, bermaksud melamar, menjadikan saya sebagai istrinya. Dan hari pernikahan itupun tiba, sungguh hari terindah…</p> <p>Bagaikan kisah dongeng <em>“Cinderella”, </em>hari itu sayalah si gadis jelita yang dinikahi sang pangeran tampan, akan diboyong menuju istananya and <em>they lived happily ever after… </em>begitulah akhir kisah dongeng <em>"Cinderella".</em></p> <p>Bagaimana dengansaya? Setelah resmi menjadi pasangan suami istri, setelah melewati hari-hari bersamanya, ohh ternyata… tersadarlah saya, kalau saya dan suami sangat jauh berbeda.</p> <p>Perbedaan itu bagaikan bumi dengan langit! Saya yang suka becerita, suami yang tidak suka mendengar cerita … Saya yang suka bertemu orang banyak, suami yang tidak suka keramaian… Saya yang sensitif, suami yang bicara ceplas-ceplos…</p> <p>Hari demi hari berlalu, tahunpun berganti. Telah hampir sepuluh tahun kami kayuh biduk rumah tangga ini. Biduk rumah tangga yang penuh nuansa. Suka, tawa, bahagia, duka, dan lara ada di sana.</p> <p>Batin ini kemudian bertanya… Setelah sepuluh tahun berlalu, masih adakah cinta tersisa? Kemana gerangan perginya getaran cinta itu? <em>Yaa Allah…</em> saya tak mau cinta itu hilang, jangan sampai cinta menjadi redup dan kemudian mati. Saya harus menghidupkan kembali cinta diantara kami…</p> <p>Saya sadar, manusia tidak ada yang sempurna, begitu juga saya dengan segala ketidaksempurnaan saya. Sia-sia mencari pasangan yang sempurna, karena tak kan pernah ada, karena hanya Allahlah yang Maha Sempurna.</p> <p>Setiap manusiapun unik dengan karakter yang dimilikinya. Ini membuktikan bahwa Allah Maha Kaya. Allah yang sanggup memberikan karakter yang berbeda-beda pada setiap hamba-Nya. <em>Subhanallah…</em></p> <p>Perbedaan yang ada bukanlah menjadi jarak yang memisahkan kami, melainkan untuk saling melengkapi. Seperti saling melengkapinya bumi dan langit.</p> <p>Saya menikmati hidup berumah tangga dengan segala nuansanya. Berumah tangga adalah perjuangan. Saya harus pandai mengelola hati, saat hati ini luka dan kecewa, saya maafkan suami. Karena saya melihat kesungguhannya memperbaiki kesalahannya. Karena luka bagaikan beban berat di punggung kita.</p> <p>Maukah saya berjalan dengan terus membawa beban berat di punggung? Dan tentang cinta… Cinta dalam rumah tangga ternyata lebih luas, bukanlah cinta sesaat yang menggetarkan… jauh lebih indah, lebih dewasa, berwujud rasa kasih sayang kepada pasangan kita.</p> <p>Dan kutemukan kembali cinta itu, tak pernah hilang, semakin berkilauan…</p> <p>Saat saya menatapnya, tertidur dalam lelahnya… Dialah lelaki yang telah bekerja keras untuk saya, rela bekerja siang malam, berpeluh keringat…Seumur hidupnya dihabiskan untuk bekerja.</p> <p>Semua itu untuk saya! Menafkahi saya, menafkahi kedua anak kami. Satu tujuannya, membahagiakan kami. Dia teristimewa dipilihkan Allah untuk saya… <em>Yaa Allah... segala puji dan syukur kupanjatkan kepada Engkau… </em></p> <p>Duhai suamiku… Engkaulah Langit bagiku. Engkau senantiasa menaungiku, memberi kehangatan sang mentari, melindungi dengan awan putih nan lembut, mencurahkan air sejuk di kala dahaga, melukiskan semburat warna pelangi… Saat mentari tenggelam, kau beri aku rembulan dan taburan bintang, hanya untukku…</p> <p>Duhai Suamiku… berpijaklah engkau kepadaku sebagai Bumimu, kan kuberi Engkau cinta, cinta yang tak mengenal lelah, untuk selamanya.</p> <p><strong>“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Q.S Ar Rum: 2) </strong></p> <p>Wallahu’alam bishshowaab.</p><p>sorce:silvani/eramuslim.com</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-56934455306618643662011-03-01T21:32:00.000-08:002011-09-06T22:19:14.442-07:00Muslimah, Antara Siap Dan Ingin Menikah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwQvtf4EPuYrdnAhNMtizbSz1oyo9JHtJgZRmASrKh3PxW7fK8OtOeVPPbzzrI5RVzGoBzlztjcAufboPcRLPTFRv4gje7Mw7HlTy1PCiBWkRL6kO9zIoGTlEHoqllcJQ9ctzcADniSZFi/s1600/muslimah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwQvtf4EPuYrdnAhNMtizbSz1oyo9JHtJgZRmASrKh3PxW7fK8OtOeVPPbzzrI5RVzGoBzlztjcAufboPcRLPTFRv4gje7Mw7HlTy1PCiBWkRL6kO9zIoGTlEHoqllcJQ9ctzcADniSZFi/s320/muslimah.jpg" width="280" /></a></div>
<span style="color: black; font-weight: bold;">IRMATORIK</span><span style="color: #cc0000; font-weight: bold;">dot</span><span style="color: black; font-style: italic; font-weight: bold;">COM</span> <span style="font-weight: bold;">| </span>Pernikahan Idham dan Rani berlangsung lancar. Kawan-kawan kuliah keduanya banyak yang datang, walaupun resepsi itu dilakukan jauh dari kota dimana mereka berdua menuntut ilmu. Di sudut ruangan, tampak sekelompok akhwat sedang menikmati hidangan. Mereka sedang menggoda Rifa, sahabat Rani, kapan Rifa akan segera menyusul Rani. Ditanya begitu, Rifa hanya tersenyum, dan menjawab, “Jika saatnya tiba.”<br />
Namun tak lama setelah kejadian itu, timbul perasaan-perasaan ingin mengitu jejak Rani di hati Rifa. Meski Rifa sendiri masih galau, apakah dirinya benar-benar sudah siap atau hanya ingin menikah????<br />
Sahabat Muslimah…Banyak akhwat yang mengalami peristiwa yang dialami Rifa dalam ilustrasi diatas. Beberapa diantaranya rata-rata masih tercatat sebagai mahasiswi. Memang, menikah dini di kalangan mahasiswa akhir-akhir ini seolah menjadi trend yang sedang berkembang.<br />
<span id="more-33"></span><br />
Sahabat Muslimah…Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seorang akhwat ingin segera mengakhiri masa lajangnya, antara lain:<br />
1. Karena faktor usia<br />
Banyak akhwat yang merasa gelisah karena usia yang sudah cukup untuk menikah, namun belum juga ditunjukkan siapa pendampingnya.<br />
2. Melihat teman yang sudah menikah<br />
Adakalanya, jika teman kita sudah menikah, mereka bercerita kepada kita, betapa indah dan menyenangkannya hidup berumah tangga, sehinga membuat kita ingin segera merasakannya.<br />
3. Dipanas-panasi<br />
Tak dipungkiri, di sebagian kalangan akhwat, salah satu topik favorit yang sering dibicarakan adalah seputar ikhwan dan nikah. Lambat laun, karena seringnya membicarakan hal itu, membuat hati sebagian akhwat kebat-kebit.<br />
Apalagi jika sudah ditambah bumbu-bumbu tertentu. Itulah sebabnya mengapa kita dilarang untuk membicarakan hal-hal yang tidak perlu, karena bisa saja membuat hati kita kotor.<br />
Sebagian lagi beralasan, mereka ingin segera menikah untuk menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Bukan alasan yang salah sebenarnya. Tapi acapkali, karena terburu-buru ingin menikah, banyak hal yang lupa dipersiapkan.<br />
Sahabat muslimah… Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika kita memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Antara lain:<br />
<b>1. Kesiapan Pemikiran yang mencakup:</b><br /> a. Kematangan Visi Keislaman<br />Hal ini dimaksudkan, agar pasangan suami istri mempunyai frame yang sama mengenai Islam sebagai dasar rumah tangga, agar rumah tangga benar-benar bernilai ibadah, tidak hanya sebagai pemuas kebutuhan biologis saja. Dengan ajaran Islam sebagai landasan rumah tangga, diharapkan, rumah tangga tersebut dapat menjadi rumah tangga yang sakinah mawaddah warrohmah.<br />
b. Memiliki kematangan visi kepribadian<br />Disamping beragama secara kultural, banyak juga orang yang landasan keislamannya di bangun oleh emosi. Namun karena tidak dilandasi oleh pengetahuan Islam yang kuat, kadang membuat sebagian orang cepat futur, bosan dan lain sebagainya. Jika hal ini terjadi dalam rumah tangga, bisa menjadi sebab timbulnya kegagalan seseorang dalam berumah tangga.<br />
<b>2. Kesiapan Psikologis</b><br />
Kematangan psikologis yang dimaksud adalah kematangan atau kesiapan tertentu secara psikis, untuk mengahadapi berbagai tantangan yang akan dihadapi selama hidup berumah tangga. Seringkali karena secara psikologis kondisi seseorang belum siap, membuat pasangan suami istri tidak siap dengan berbagai kondisi pasca nikah.<br />
<b>3. Kematangan Fisik</b><br />
Ada beberapa hal yang menjadi persyaratan mutlak dalam sebuah perkawinan menurut Islam, yang berkaitan dengan fisik. Antara lain :<br />
a. Seorang laki-laki atau wanita yang kan menikah harus yakin bahwa alat-alat reproduksinya berfungsi dengan baik<br />
Karena salah satu sebab perceraian yang diperbolehkan dalam Islam adalah karena alat reproduksi pasangannya tidak berfungsi dengan baik.<br />
b. Usia<br />
Kita juga harus menyadari, bahwa secara fisik, kita benar-benar sudah siap menikah. Itulah kenapa sebabnya seorang wanita dianjurkan untuk tidak menikah dalam usia yang masih dini. Banyak kasus yang terjadi, dimana anak-anak yang baru keluar dari sekolah dasar (usia sekitar 12-13 tahun) langsung dinikahkan. Di Barat, ada survey yang membuktikan, bahwa orang-orang yang melakukan hubungan seksual terlalu muda, pada umumnya di atas usia tiga puluh tahunan akan mengalami hambatan-hambatan fisik.<br />
Meskipun sekali lagi, tidak ada kriteria tertentu kapan seseorang menjadi matang secara fisik. Ada kasus-kasus tertentu, seperti halnya orang-orang tua zaman dulu, banyak yang tetap sehat dan memiliki keluarga besar, meskipun menikah dalam usia yang masih sangat muda.<br />
c. Kesehatan<br />
Sebelum menikah, usahakan mengetahui kondisi fisik dan kesehatan calon pasangan kita. Kalau bisa, ketahui juga kesehatan keluarga calon pasangan kita itu, karena biasanya ada penyakit tertentu yang merupakan penyakit keturunan.<br />
<b>4. Kesiapan Finansial</b><br />
Perkawinan juga merupakan kerja ekonomi, tidak hanya cukup dengan cinta. Bukan berarti seorang muslimah harus materialistis. Namun hal ekonomi /finansial kadang menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga. Meskipun ada beberapa pasangan yang merasa cukup hanya dengan bekal cinta saja, akan lebih baik jika kita mempersiapkan finansial sejak jauh-jauh hari.<br />
<blockquote>
Sahabat muslimah… Menikah adalah sebuah Mitsaqan Ghalizhan, perjanjian yang sangat berat. Banyak konsekuensi yang harus dijalani suami istri dalam berumah tangga. Jangan pernah mengambil keputusan untuk menikah hanya karena ‘ingin’, sementara banyak faktor yang belum kita persiapkan. Jika sejak awal kita sudah mempersiapkan mahligai rumah tangga yang akan kita bina, niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat akan kita rasakan. InsyaAllah. Maka, apakah sahabat sudah ingin menikah, atau benar-benar siap dengan pernikahan ???</blockquote>
<br />
source : manajemenqalbu.com</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-48264963672232516382011-02-10T20:16:00.000-08:002011-03-14T02:33:21.358-07:00Terimakasih Untuk Semuanya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNSqKNgiHd8r5WyKzsDFgJXA5NiGo97_2yNf9WjxPVzGZ13iBP1ymFW5E1Ec4Vm1UBgtJtZnIRjh4MtWrGTqOSiW2zpmezNuZisai7_PSSZA_fZJujCbFvZZ-JayWq-MwHJG03ufM0b_ry/s1600/buku+tamu.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 201px; height: 133px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNSqKNgiHd8r5WyKzsDFgJXA5NiGo97_2yNf9WjxPVzGZ13iBP1ymFW5E1Ec4Vm1UBgtJtZnIRjh4MtWrGTqOSiW2zpmezNuZisai7_PSSZA_fZJujCbFvZZ-JayWq-MwHJG03ufM0b_ry/s400/buku+tamu.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5572284122739840322" border="0" /></a><p class="MsoNormal">Subahanallah walhamdulillah walailaha illalloh wa’alahu akbar</p> <p class="MsoNormal">Tak ada kata yang terindah selain ucapan syukur kepada Allah swt , Ya Rabb tak akan ada jalan kemudahan selain dengan kemudahanMu, selain dengan RidhaMu. Ya Rabb limpahkanlah keberkahan atasMu untuk kami dan keluarga kami. Rasa syukur<span style=""> </span>teriring rasa takjub menyelimuti kami berdua atas pernikahan kami. Sholawat serta salam<span style=""> </span>semoga terlimpah kepada khudwah hasanah nabi Muhammmad SAW, serta keluarga, sahabat dan kita selaku ummatnya yang senantiasa istikomah mengikuti sunah rasulNya.</p> <p class="MsoNormal">Buat kedua orangtua kami, terimaksih ayah, ibu, ramane dan biyunge atas restunya, nasihatnya, dan segala do’a yang kau panjatkan untuk kami. Kami sadar bahwa pengorbanamu untuk kami belum terbalas yang sebading oleh kami, namu kali ini kami harus melangkah menuju pintu rumah tangga, namun bukan berarti kami meninggalkanmu.</p> <p class="MsoNormal">Jazakumullah khair for MR (murrobi) dengan petujuk Allah dan perantaramulah kami berdua bisa saling mengenal hingga menuju gerbang rumah tangga ini.</p> <p class="MsoNormal">Thanks for All, jazakumullah, syukron dan terima kasih untuk semuanya atas supportnya, do’anya, restunya serta bantuan Team Panitia dan kawan-kawan semua, tak akan sukses dan berkesan pernikahan kami ini selain dukungan dari kalian, antum dan antuna. </p> <p class="MsoNormal">Untuk hadirin tamu undangan yang sudah menyempatkan hadir dan memberikan do’a restunya, semoga kehadiranya menjadi amal ibadah dimata Alloh, dan mohon maaf lahir bathin jika dalam penyambutan kurang berkenan dan banyak hal – hal yang tidak berkenan.</p> <p class="MsoNormal">Semoga kelak kami bisa meraih ridha Allah dalam perjalanan rumah tangga ini, dan bagi yang belum menyempurnakan separuh Dienya segera menyempurnakanya dengan berbagai kemudahan dari Alloh |irmatorik.com|<br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-84891717598143914862011-01-26T08:33:00.000-08:002011-01-26T08:40:23.852-08:00Secuil Tentang Pernikahan<span style="font-size:130%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDk1fDnHCiHKMIUDfgmwQ0VYBO14yEGNZVpT4lXRS7Po3RsVKXGzUdHAOwg6H6gaJSGM_j6VCFy2-BDhFwLvDrM2aLJBlDhctLIkY4z2g5_nCMYD3Qz4KwyTk8VyMekX-uflqIT8JQc7o1/s1600/cfinta.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 180px; height: 180px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDk1fDnHCiHKMIUDfgmwQ0VYBO14yEGNZVpT4lXRS7Po3RsVKXGzUdHAOwg6H6gaJSGM_j6VCFy2-BDhFwLvDrM2aLJBlDhctLIkY4z2g5_nCMYD3Qz4KwyTk8VyMekX-uflqIT8JQc7o1/s400/cfinta.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5566535166650381442" border="0" /></a></span><span style="font-family:comic sans ms;font-size:130%;">Pernikahan....<br />siapa yang tak ingin memasuki gerbangnya....<br />siapa yang tak harap merengkuh dayungnya....<br />siapa yang tak impikan kehadirannya....<br />setiap insan yang terlahir untuk mencinta, dicinta, dan sadar posisinya sebagai khalifah yang harus terus melanjutkan gerak peradaban pasti merindukan membangun sebuah mahligai berhiaskan cinta dan kasih sayang dalam melodi indah bersimfoni nyanyian syurga<br /><br />tapi ternyata pernikahan tidaklah semudah yang dibayangkan. menjalaninya tidaklah segampang membalikkan telapak tangan, bahkan bukan tak mungkin kita akan terhenyak saat sadar bahwa memandangnya pun tak seindah pualam elok pemandian raja. jauh sebelum memasukinya pun tiupan angin cobaan tlah mendera jiwa.<br />bukan tak mungkin suatu saat nanti kita harus pasrah saat kokohnya bangunan harapan impian kita roboh menjadi puing-puing kala diterjang badai realita.<br /><br />maka tak salah bila dlm sebuah buku dikatakan bahwa pernikahan adalah sebenar-benar madrasah kesabaran. dalam perjalanannya akan ditempa kesabaranmu, keikhlasanmu, ketulusanmu, kesetiaanmu, kelapangan jiwamu, kelurusan niatmu dan ujian2 lainnya yang semata2 bertujuan untuk mendewasakanmu.<br /><br />pernikahan sejatinya sebuah kata suci perlambang bersatunya dua insan berbeda dalam satu biduk bernama rumah tangga...<br />begitu agungnya pernikahan sehingga Sang junjungan memproklamirkannya sebagai setengah bagian dari keimanan.<br />agung dan begitu suci...<br /><br />ironisnya, di zaman sekarang saat apapun dipandang dari sudut materialistik dan keduniaan, ikatan itu seolah kehilangan kesakralannya.<br />saat mahligai pernikahan ada diambang kehancuran,<br />saat cinta tak lagi dapat mengukuhkan ikatan suci,<br />saat rindu tak lagi datang saat jarak memisahkan,<br />saat cinta berlandaskan kasihNya tak lagi bermekaran seperti dulu,<br />tak cukupkah tanggung jawab menjadi alasan untuk bertahan? *kisah di masa Umar Ra*<br /><br />begitu banyak insan yang begitu mudah melepas tautan hati yang telah dijalin bertahun2. beraninya mereka mempermainkan status sebuah ikatan yang perjanjiannya seberat perjanjian para Nabi. tidakkah mereka sadar suatu saat nanti Ia akan meminta pertanggungjawaban atas semua itu yang pernah berlaku? karena Dia tak pernah tidur.<br /><br />bila saat itu tiba, lalu dimana cinta yang selalu disebut2 sebagai kalimah sakti dalam novel dan roman2 cinta picisan?? kemana larinya kata2 cinta dan ungkapan sayang yang selalu diagung2kan dalam valentine day tak bermakna??<br /><br />benarlah titahNya agar melandaskan setiap cinta insani atas dasar cinta, rindu dan kasihNya agar ikatan itu langgeng kekal abadi hingga nanti ke gerbang syurgaNya.<br />wallahuallam....<br /><br />|via:bea00akmal.multiply.com|<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-72570423107667864612011-01-11T09:23:00.000-08:002011-01-11T09:30:16.750-08:00Sebuah Syair Renungan Untuk Istri<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigwU5uqXwqLl82IJ_VZl9uVSnGjJqRFNUsC_lH8CkTY_zd0zS_v2XShVRtEUz_ln5wfoIEVrJpprPlIHy2Dqi30resX1EiMZ1idlYVldYtAzQeWfXSjZX-BhYim2ANVovVZe2DFIv7_AHd/s1600/akhwat-n-ikhwan.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 243px; height: 158px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigwU5uqXwqLl82IJ_VZl9uVSnGjJqRFNUsC_lH8CkTY_zd0zS_v2XShVRtEUz_ln5wfoIEVrJpprPlIHy2Dqi30resX1EiMZ1idlYVldYtAzQeWfXSjZX-BhYim2ANVovVZe2DFIv7_AHd/s400/akhwat-n-ikhwan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5560981749421293394" border="0" /></a>Pernikahan atau perkawinan, Membuka tabir rahasia.<br />Suami yang menikahi kamu, Tidaklah semulia Muhammad saw.,<br />Tidaklah setaqwa Ibrahim, Pun tidak setabah Ayyub,<br />Atau pun segagah Musa, Apalagi setampan Yusuf.<br />Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman,Yang punya cita-cita,<br />Membangun keturunan yang soleh …….<br />Pernikahan atau perkawinan, Mengajar kita kewajiban bersama.<br />Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya,<br />Suami adalah nahkoda kapal, kamu navigatornya,<br />Suami bagaikan balita yang nakal,kamu adalah penuntun kenakalannya,<br />Saat Suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgasananya,<br />Seketika Suami menjadi bisa, kamulah penawar obatnya,<br />Seandainya Suami masinis yang lancang,sabarlah memperingatkannya..<br />Pernikahan ataupun Perkawinan,<br />Mengajarkan kita perlunya iman dan takwa,<br />Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah Swt.,<br />Karena memiliki suami yang tak segagah mana,<br />Justru Kamu akan tersentak dari alpa,<br />Kamu bukanlah Khadijah,yang begitu sempurna di dalam menjaga,<br />Pun bukanlah Hajar, yang begitu setia dalam sengsara,<br />Cuma wanita akhir zaman, Yang berusaha menjadi solehah…..<br /><br />|@via-blogsebelah|Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-91744984980554191212011-01-06T14:45:00.000-08:002011-01-11T09:33:02.385-08:00Kado Untuk Pengantin Baru & Pengantin Lama<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigKE-yVMGxMmy_RFHwgZTL4O4y4Jm1aCK86S5sFAL5FieICpVnBOkPHxZSklkPPkVtjoxVYyepAYaiT7m3kLji0MyryJZ7N5yIBWK_xTBQNq9RhVLiQcMF0_q7kAewPpwFdfTEk0YZkwh4/s1600/mudahmenikah40.png"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 244px; height: 244px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigKE-yVMGxMmy_RFHwgZTL4O4y4Jm1aCK86S5sFAL5FieICpVnBOkPHxZSklkPPkVtjoxVYyepAYaiT7m3kLji0MyryJZ7N5yIBWK_xTBQNq9RhVLiQcMF0_q7kAewPpwFdfTEk0YZkwh4/s400/mudahmenikah40.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5560982604316053570" border="0" /></a>“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Ruum 30:21)<br /><br />"Nikah itu adalah sunahku, karena itu barang siapa yang membenci sunahku,<br />ia bukan sebahagian golonganku" (Hadits)<br /><br />“Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di tengah umat yang lain.” (Hadits)<br /><br />Yang digarisbawahi di sini adalah kata “membanggakan”.<br /><br />Bahwa, bagaimana kita sebagai umat Rasulullah SAW, selalu dapat menghadirkan kondisi yang lebih baik, lebih manfaat bagi masyarakat.<br /><br />Melalui pernikahan, kita membina keluarga baru yang lebih baik, melahirkan<br />anak-anak yang lebih baik, yang tidak terkontaminasi oleh penyakit<br />masyarakat saat ini. Bahkan sebaliknya, malah dapat menjadi bagian dari<br />solusi problematika masyarakat.<br /><br />Dengan berkeluarga, lahirlah generasi-generasi baru yang lebih baik, yang<br />benar akidahnya, bagus ibadahnya, baik akhlaqnya, sehingga dapat<br />dibanggakan, dibanggakan oleh siapapun juga, dibanggakan oleh keluarganya,<br />dibanggakan oleh masyarakat, bahkan dibanggakan oleh Rasulullah SAW.<br /><br />Itulah hakikat pesan Rasulullah SAW di atas.<br /><br />Kemudian janganlah lupa, bahwa berkeluarga adalah kehidupan yang manusiawi.<br /><br />Artinya, ketika telah menikah, ketika menjadi suami, atau menjadi istri,<br />tidak serta-merta keduanya berubah menjadi malaikat. Mereka tetaplah<br />manusia biasa, manusia dengan berbagai kekurangan, di samping<br />kelebihan-kelebihannya. Kelebihannya untuk disyukuri, kekurangannya untuk<br />disikapi dengan lapang dada.<br /><br />Oleh karena itu, sangat dibutuhkan saling mengingatkan di antara pasangan<br />suami istri, saling membantu, saling tolong-menolong untuk memperbaiki<br />kekurangan masing-masing.<br /><br />Teladanilah rumah tangga Rasulullah SAW.<br /><br />Ketika Aisyah melihat anak-anak yang bermain boneka di depan rumahnya,<br />maka timbul keinginannya untuk ikut bermain, Rasulullah tidak melarangnya.<br />Betapa Rasulullah pun kadang berlomba lari dengan Aisyah, ada kalanya<br />Rasulullah yang menang, ada kalanya Aisyah yang menang.<br /><br />Demikianlah, membina keluarga Islami, keluarga sholeh, keluarga daiyah<br />bukan berarti keluarga yang monoton serius. Di dalamnya tetap ada tawa,<br />canda, walaupun tentu saja qiyamul lail, tilawah Quran dan ibadah-ibadah<br />lain tidak pernah terlewatkan.<br /><br />Sehingga keluarga daiyah tetap senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat,<br />dan menjadi bukti ayat-ayat kauniyah.<br /><br />Barakallaahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khoir. Amin.<br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 102);">Khutbah Nikah oleh Hidayat Nur Wahid</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-17422989003376317552011-01-03T20:59:00.000-08:002011-01-11T09:31:32.252-08:00Sebuah Syair Renungan Untuk Suami<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigwU5uqXwqLl82IJ_VZl9uVSnGjJqRFNUsC_lH8CkTY_zd0zS_v2XShVRtEUz_ln5wfoIEVrJpprPlIHy2Dqi30resX1EiMZ1idlYVldYtAzQeWfXSjZX-BhYim2ANVovVZe2DFIv7_AHd/s1600/akhwat-n-ikhwan.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 243px; height: 158px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigwU5uqXwqLl82IJ_VZl9uVSnGjJqRFNUsC_lH8CkTY_zd0zS_v2XShVRtEUz_ln5wfoIEVrJpprPlIHy2Dqi30resX1EiMZ1idlYVldYtAzQeWfXSjZX-BhYim2ANVovVZe2DFIv7_AHd/s400/akhwat-n-ikhwan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5560981749421293394" border="0" /></a>Pernikahan atau perkawinan, menyingkap tabir rahasia.<br />Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah,<br />Tidaklah setaqwa Aisyah,<br />Pun tidak setabah Fatimah.<br />Justru Istri hanyalah wanita akhir zaman,<br />Yang punya cita-cita,<br />Menjadi sholehah...<br /><br />Pernikahan atau perkawinan,<br />Mengajar kita kewajiban bersama<br />Istri menjadi tanah, kamu langit penaungnya<br />Istri ladang tanaman, kamu pemagarnya<br />Istri kiasan ternakan, kamu gembalanya<br />Istri adalah murid, kamu mursyidnya<br />Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya<br /><br />Saat Istri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya<br />Seketika Istri menjadi racun, kamulah penawar bisanya<br />Seandainya Istri tulang yang bengkok, berhatilah meluruskannya<br /><br />Pernikahan atau perkawinan,<br />Menyadarkan kita perlunya iman dan taqwa<br />Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah SWT<br />Karena memiliki Istri yang tak sehebat mana,<br />Justru kamu akan tersentak dari alpa,<br />Kamu bukanlah Rasulullah,<br />Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah<br />Cuma suami akhir zaman,<br />Yang berusaha menjadi sholeh...<br /><br />|@via-blogsebelah|Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-78280737992401524742010-12-30T02:38:00.000-08:002011-03-07T19:29:04.722-08:00Inilah Do'a Dikala Ragu Akan Dirinya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqySil92wxhhRlhZBu6uevT-AN_MzuHetPaL0LRLNW_fevF2uWgs5TghlsZFwIHr9Qx_kzy-FbcHf3urx6nHvbUfyTBaeTCkpD2o94kUM80SDIUpP6fWgNcwA8iSRfFQFi-6xDmaumhgXE/s1600/doa-pernikahan.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 183px; height: 227px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqySil92wxhhRlhZBu6uevT-AN_MzuHetPaL0LRLNW_fevF2uWgs5TghlsZFwIHr9Qx_kzy-FbcHf3urx6nHvbUfyTBaeTCkpD2o94kUM80SDIUpP6fWgNcwA8iSRfFQFi-6xDmaumhgXE/s400/doa-pernikahan.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5581545905220352178" border="0" /></a>Bagi yang sedang bimbang oleh sang kekasih, nih ada do'a yang bagus untuk diamalkan. Selamat Mengamalkan ya....:)<br /><br />Ya Allah...<br />Seandainya telah Engkau catatkan<br />dia akan mejadi teman menapaki hidup<br />Satukanlah hatinya dengan hatiku<br />Titipkanlah kebahagiaan diantara kami<br />Agar kemesraan itu abadi<br />Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi<br />Seiringkanlah kami melayari hidup ini<br />Ke tepian yang sejahtera dan abadi <a name='more'></a><br /><br />Tetapi ya Allah...<br />Seandainya telah Engkau takdirkan...<br />...Dia bukan milikku<br />Bawalah ia jauh dari pandanganku<br />Luputkanlah ia dari ingatanku<br />Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku<br /><br />Dan peliharalah aku dari kekecewaan<br />Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...<br />Berikanlah aku kekuatan<br />Melontar bayangannya jauh ke dada langit<br />Hilang bersama senja nan merah<br />Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya…<br /><br />Dan ya Allah yang tercinta...<br />Gantikanlah yang telah hilang<br />Tumbuhkanlah kembali yang telah patah<br />Walaupun tidak sama dengan dirinya....<br /><br />Ya Allah ya Tuhanku...<br />Pasrahkanlah aku dengan takdirMu<br />Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan<br />Adalah yang terbaik untukku<br />Karena Engkau Maha Mengetahui<br />Segala yang terbaik buat hambaMu ini<br /><br />Ya Allah...<br />Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku<br />Di dunia dan di akhirat<br />Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini<br /><br />----------------------------------------<br />Jangan Engkau biarkan aku sendirian<br />Di dunia ini maupun di akhirat<br />----------------------------------------<br /><br />Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran<br />Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman<br />Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup<br />Ke jalan yang Engkau ridhai<br />Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh<br /><br />Amin... Ya Rabbal 'Alamin<br /><br />Sri~Haryati<br />tentang-pernikahan.comUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6845331216296118791.post-38114222965370970102010-12-30T02:32:00.000-08:002011-03-07T19:13:30.254-08:00Refrensi Nikah<span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWy8dEqVHZyag6sJ5pXysgcCdTyw3eBPSICkSlMnzw5KomAfxP4Y-XtwhhTu5e4mlQdAqpWLS-VW031DNTARC9pTdTPqKd2fjBf92VLx4DFPEEWzvZXLzViwJxrwOs3E5FPi_6gwDvnrr2/s1600/refrensi+nikah.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 180px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWy8dEqVHZyag6sJ5pXysgcCdTyw3eBPSICkSlMnzw5KomAfxP4Y-XtwhhTu5e4mlQdAqpWLS-VW031DNTARC9pTdTPqKd2fjBf92VLx4DFPEEWzvZXLzViwJxrwOs3E5FPi_6gwDvnrr2/s400/refrensi+nikah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5581541830542943458" border="0" /></a><br /></span><span ms="" style="font-style: italic;font-family:trebuchet;font-size:100%;color:blue;" >"Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya" (HR. Abu Sa'id) </span> <hr style="font-style: italic; height: 3px;font-size:78%;color:gold;" width="95%" ><span ms="" style="font-style: italic;font-family:trebuchet;font-size:100%;color:red;" ><a name='more'></a><br />"Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)" (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)</span><span style="font-size:100%;"><br /><br /></span><hr style="font-style: italic; height: 3px;font-size:78%;color:gold;" width="95%" > <p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" (Ar-Ruum 21) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (An Nuur 32) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah" (Adz Dzariyaat 49) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk" (Al-Isra 32) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang, kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar menjadi cocok dan tenteram kepadanya" (Al-A'raf 189) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)" (An-Nur 26) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan" ( An Nisaa : 4) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku" (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah" (HR. Tirmidzi) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Janganlah seorang laki-laki berdua-duan (khalwat) dengan seorang perempuan, karena pihak ketiga adalah syaithan" (Al Hadits) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya" (HR. Bukhori-Muslim) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat, sebab syaithan menemaninya. Janganlah salah seorang di antara kita berkhalwat, kecuali wanita itu disertai mahramnya" (HR. Imam Bukhari dan Iman Muslim dari Abdullah Ibnu Abbas ra). </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya, karena sesungguhnya yang ketiga adalah syetan" (Al Hadits) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Dunia ini dijadikan Allah penuh perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan hidup adalah istri yang sholihah" (HR. Muslim) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas" (H.R. At-Turmidzi) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Barang siapa yang diberi istri yang sholihah oleh Allah, berarti telah ditolong oleh-Nya pada separuh agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia bertaqwa pada separuh yang lain" (Al Hadits) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Jadilah istri yang terbaik. Sebaik-baiknya istri, apabila dipandang suaminya menyenangkan, bila diperintah ia taat, bila suami tidak ada, ia jaga harta suaminya dan ia jaga kehormatan dirinya" (Al Hadits) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram" (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara" (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak" (HR. Abu Dawud) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain" (HR. Abdurrazak dan Baihaqi) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang" (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat" (HR. Ibnu Majah,dhaif) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka" (Al Hadits) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya" (HR. Thabrani) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama" (HR. Ibnu Majah) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama" (HR. Muslim dan Tirmidzi) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i) </span></p><p style="font-style: italic;" class="domon"><span style="font-size:100%;">"Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim) </span></p>Unknownnoreply@blogger.com0